|
Sinopsis Buku: Baik pada tingkat gagasan maupun praksis, kekuatan Islam di lndonesia hari-hari terakhir ini sedang berjalan memasuki lorong-lorong politik yang licin dan penuh jebakan. Dari pemilu ke pemilu, drama Islam politik terulang tanpa bisa dielakkan, tanpa bisa menghindari dahsyatnya godaan dan kutukan kekuasaan. Dari rezim ke rezim, pertarungan atas nama Islam berputar tanpa skenario baru, tanpa pemain debutan yang brilian, tanpa kejayaan yang elegan.
Para ulama dan kiai yang sebelumnya konsisten dan sibuk mengurus "dalam negeri" pesantren dan umat tiba-tiba menjadi selebriti politik. Ormas Islam, ulama, dan kiai banyak yang tergoda ikut merebut posisi, diperebutkan, bahkan terkadang tampak terseret untuk memasuki gelanggang pertarungan politik yang lebih luas. Mereka berpolitik dan men-cemplungkan diri dalam dunia yang penuh manuver dan intrik. Menggali kembali ide dan wawasan bagaimana posisi Islam dan apa peran negara, buku ini berangkat untuk mengeksplorasi tiga varian penting. Pertama, makna agama dan bagaimana posisi ulama. Kedua, mempertanyakan secara kritis peran umat. Ketiga, menawarkan reposisi makna dan fungsi negara-bangsa. Ditulis cendekiawan Muslim senior dari Paramadina bersama pengamat sosial-politik muda dari Nusantara Centre, buku ini akan memberi penyadaran dan pandangan kritis atas fenomena manuver politik ulama yang tak pernah berhenti hingga akhir 2004 ini. Sebuah buku yang direkomendasikan bagi mereka yang peduli pada masa depan ulama dan umat Islam Indonesia di masa-masa mendatang. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |