|
Sinopsis Buku: Okta mencoba mengingat-ingat mimpinya, namun tak bisa. Pandangan matanya yang istimewa membawanya melihat sosok-sosok di atas gedung apartemen di seberang. Sosok itu melayang di atas pagar besi pengaman yang berkarat. Dan ia...ia merasa tengah diamati oleh sosok itu melalui teropong. Okta ingin memfokuskan penglihatannya, hanya saja hujan mulai turun... satu butir, dua butir, tiga butir, kemudian seratus butir dan semakin menderas tak terhitung. Padahal cuaca sedang cerah. Ini bukan hujan yang wajar! gumamnya...
Dan...tiba-tiba ruangan kamar menjadi gelap... *** Novel ini menceritakan tentang serangkaian kasus pembunuhan dengan modus dan jejak tertinggal yang sama: mayat termutilasi menjadi 13 bagian! Detektif paling bodoh pun akan merangkum analisa yang sama: ya, ini pembunuhan berantai. Penemuan tulang-belulang di sebuah gudang tua tahun 2006 menjadi awal penyelidikan Inspektur Brata atas kasus orang hilang. Beberapa bukti dan fakta mengarah kepada sosok Anjaswara, si penyiar radio Supernova. Namun Okta tidak mempercayainya. Sebagai sahabat Anjas, Okta yang memiliki kemampuan telekiness dan kemampuan meramal masa depan, mencoba menyelamatkan. Namun, semua skenario sudah dibuat oleh sang penjagal yang mengarahkan semuanya ke satu titik. Akankah Anjas berhasil lolos dari jerat sang penjagal? Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |