|
Sinopsis Buku: Ingatan itu masih tertera jelas. Sosk mungil dengan sekuntum bunga warna merah tersunting di sanggulnya. Hingga bertahun-tahun, sosok itulah yang hidup dalam benak Soekarno. Inggit bukan sekadar kekasih. Dalam dirinya, Soekarno menemukan kawan sekaligus ibu. Di dalam rengkuhan perempuan sederhana itu, dia bertumbuh menjadi seorang pejuang tangguh.
Mereka melewati beragam peristiwa. Masa-masa pembuagan di Ende dan Bengkulu menjadi saksi ketabahan Inggit. Perempuan yang tak bisa baca tulis ini memompa semangat Soekarno dalam caranya sendiri. Tiada jemu bibirnya melontarkan kata-kata yang menyejukkan hati sang kesatria muda tatkala putus asa menyerang. Tiada lelah pula dia mengingatkan akan mimpi besar yang harus dikejar tatkala kecemasan membayangi. Sungguh, Inggit menawarkan cinta yang tulus. Tak banyak yang menyoroti kisah cinta antara Inggit Garnasih dengan Soekarno. Disusun berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Inggit, Ramadhan K.H. menyampaikan sebuah kisah menyentuh. Lewat novel ini, kita akan tahu episode-episode penting dalam hidup Soekarno sebelum masuk ke istana dengan sosok yang selalu melekat di sana: Inggit Garnasih. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |