|
Sinopsis Buku: Zaida berangkat ke Belanda dengan membawa �luka�. Tapi, dia bertekad akan berjuang demi masa depannya. Di Belanda, Zaida belajar banyak hal yang membuatnya semakin dewasa. Dengan semangat dan kedewasaannya, Zaida berhasil membawa nama Indonesia dikenal di seantero kampus lewat acara �Cultural Night� ketika dia mengoordinasi teman-temannya untuk menari Saman.
Zaida pun akhirnya menemukan jodohnya ketika dia mengikuti pertemuan pelajar Indonesia dari seluruh penjuru dunia di Den Haag. Karena pertimbangan banyak hal, Zaida harus menikah dalam waktu kurang dari dua minggu ke depan, mumpung calon mertuanya sedang berkunjung ke Jerman. Dia bimbang bagaimana menikah dalam keadaan seperti itu, tanpa persiapan, jauh dari keluarga, dan harus menyelesaikan kuliah. Untung ada pamannya yang kebetulan bertugas di Italia. Akhirnya dia pun menikah di atas perahu di Sungai Maas, Rotterdam. Perahu itu milik Jansen yang dipinjamkan secara cuma-cuma sebagai ucapan terima kasih atas kebaikan hati Zaida. D Resensi Buku:
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() oleh: Rahmah Mutiara Temukan Aku Dalam Istikharahmu Judul : Bulan Sabit di Rotterdam Pengarang : Pujia Achmad Tebal : iv + 162 hml. Ukuran : 13x19 cm. Cetakan : I, Maret 2011 Penerbit : Leutika Prio, Yogyakarta ISBN : 978-602-9079-35-7 Bulan Sabit di Rotterdam merupakan novel pertama Pujia Achmad. Seorang perempuan muslimah yang lahir di Blitar 28 Juni 36 tahun yang lalu. Beliau memang meliki hobi menulis sejak duduk di bangku sekolah dasar. Karya-karya lainnya lebih banyak merupakan sebuah antologi atau kumpulan dari beberapa buku. Novel Bulan Sabit di Rotterdam merupakan novel yang memenangkan ajang Lomba Menulis Novel yang diselenggarakan oleh Leutika Prio. Novel ini mengulas tema tentang asmara seorang muslimah sejati bernama Zaida. Sebagai pembaca kebanyakan membayangkan seorang tokoh utama tersebut merupakan cerminan kehidupan si penulis namun ternyata salah besar. Seperti yang dikatakan si penulis di blog nya �sang tokoh utama, Zaida, tidak mengacu padaku, walaupun karakternya ada kemiripan denganku.�. Novel yang menggambarkan kehidupan percintaan seorang gadis yang tidak luput dari batasan-batasan islam yang mengatur hijab dalam pergaulan. Kisah Zaida ini dimulai ketika dia menghadiri acara talk show dan bertemu dengan teman lamanya yaitu Ilham. Seorang pemuda yang aktif didalam organisasi rohis di kampus mereka dulu. Selang seminggu pertemuan mereka Ilham mendatangi kediaman Zaida bermaksud untuk melamar Zaida. Zaida pun merasa sangat tersanjung atas lamaran pemuda soleh nan cerdas itu. Namun, ada beberapa hal yang mengharuskan Zaida memikirkan dulu jawaban yang harus diberikannya kepada Ilham. Zaida mempertimbangkan tentang beasiswa kuliah S2 nya ke Belanda. Akhirnya Zaida melakukan sholat istikharah dan mengharapkan petunjuk dari Allah SWT. Malamnya ia bermimpi ia merasakan mempunyai istana indah lengkap dengan masjid bertahtakan berlian emas. Namun, ia mendengar sebuah kabar yang sangat membuatnya sakit hati yaitu perihal penjodohan antara Ilham dengan Hamida. Mendengar kabar itu membuatnya sangat sakit dan memutuskan untuk menolak pinangan dari Ilham karena memang itu yang terbaik baginya dan Ilham. Dua minggu telah berlalu, hari ini Zaida bersiap-siap untuk terbang ke Belanda. Negara tempatnya meneruskan pendidikannya dibidang arsitektur. Zaida berangkat ke Belanda membawa �luka�. Tapi dia bertekad akan berjuang demi masa depannya. Di Belanda dia belajar banyak hal yang membuatnya semakin dewasa. Dengan semangat dan kedewasaannya, Zaida berhasil membawa nama Indonesia dikenal di seanteri kampus lewat acara �Cultural Night� ketika dia mengkoordinasi teman-temannya untuk menari Saman. Kehidupannya di Belanda penuh warna. Mulai perkenalannya dengan Zahra, Jansen seorang dosen berkepala lima yang akhirnya mendapat hidayah dan menggenapkan agamanya dengan Zahra. Zaida sendiri akhirnya menemukan tambatan hatinya di Belanda. Yaitu Salman, seorang dokter lulusan Universitas Yordania, menawarinya menikah dalam kurun waktu kurang dari seminggu, tanpa persiapan, jauh dari keluarga serta dia harus menyelesaikan kuliahnya juga. Lamaran dari Salman membuka kembali �luka� yang telah lama hilang. Zaida merasa takut kegagalannya dimasa lalu akan terulang kembali. Ia pun tak lupa untuk menjalankan sholat istikharah dan selalu meminta petunjuk dan ketengan hati kepada Allah SWT. Dan akhirnya Zaida mendapat ketengan hati setelah melakukan istikharah. Dia merasa mantap untuk menggenapkan agamanya dengan Salman. Dalam pesta pernikahannya di Belanda, Salman memberinya kejutan yaitu mendatangkan Ibunda Zaida ke Belanda. Sungguh sebuah kebahagiaan yang takkan terganti dan terbayarkan oleh apapun di dunia ini. Novel yang sangat islami juga romantis. Dengan pelanturan kata yang sangat santun dan puitis ini membuat semua pembaca menikmati setiap tulisan yang ada di dalamnya. Didukung dengan berbagai kejutan disetiap ceritanya yang banyak mengajarkan kita tentang manusia hanya merencanakan Allah yang memutuskan segalanya, seperti kata umi Zaida �Kita boleh merencakan, namun tak peru tertekan memikirkan suatu yang belum terjadi� (hml. 16). Novel ini juga memberi kita gambaran bagaimana seorang muslimah bergaul dengan batasan-batasan yang sudah islam atur. Juga memberi gambaran betapa indahnya negeri kincir angin yang tak lain adalah Belanda itu sendiri. Tapi, ada beberapa bagian dalam novel ini yang masih harus diperbaiki. Seperti pada bagian penulisan foot note atau catatan kaki yang belum sesuai dengan aturan penulisan. Secara keseluruhan novel ini sangat bagus dan banyak sekali pelajaran islam didalamnya. Novel ini berhasil membuat semua pembacanya membayangkan dan berimajinasi sebagai tokoh utama yang sangat beruntung memiliki kisah percintaan yang begitu islami. ![]() Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |