|
Sinopsis Buku: Berbicara mengenai pasar tradisional di Jawa Tengah, khususnya di Yogyakarta dan Surakarta sangat dipengaruhi oleh budaya dan kebijakan kraton sekitarnya. Hingga kini, masih banyak pasar yang tetap "Berkumandang dan Sakti Mandraguna".
Seni tawar-menawar yang luwes, ramah, dan ulet merupakan ciri khas pasar ini, hingga dikenang oleh turis dari mancanegara. Selain memang produk-produknya kaya akan khasanah seni dan budaya adiluhung. Juga masih menorehkan daya tarik lainnya dengan berbagai prosesi adat kraton dan legenda yang melibatkan Nyi Roro Kidul. Lain pula halnya di Semarang, karakteristik para pedagangnya kompak sejak zaman Laksamana Cheng Ho. Pasar tradisonal tetap berkumandang, sekalipun para investor bertandang. Berbagai upaya masyarakat setempat dilakukan untuk mengukuhkan pasar tradisonal, sebagai pasar yang tidak disepelekan oleh "para penggusur" hajat hidup masyarakat banyak. Demikian pula di Pekalongan, khususnya di Wiradesa, para pengusahanya sangat dipegaruhi oleh nilai budaya dan agama dari Timur. Sebagai kaum muslim yang taat, mereka akan menutup tokonya sebelum saat maghrib tiba. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |