Cari berdasarkan:



Monarki Yogya Inskonstitusional?
 


Maaf, stock buku kosong atau out-of-print.


Monarki Yogya Inskonstitusional? 
oleh: Kolumnis dan Wartawan Kompas
> Politik & Hukum » Sosial & Politik

Penerbit :    Penerbit Buku Kompas
Edisi :    Soft Cover
ISBN-13 :    9789797095574
Tgl Penerbitan :    2011-03-15
Bahasa :    Indonesia
 
Halaman :    288
Ukuran :    140x210x0 mm
Sinopsis Buku:
Benarkah sistem pemerintahan Yogyakarta didasarkan pada paham monarki yang bertentangan dengan konstitusi dan nilai-nilai demokrasi?
Sungguhkah mekanisme penetapan gubernur di Provinsi DIY adalah harga mati sebagai konsekuensi adanya perjanjian penguasa Yogyakarta dengan para bapak pendiri bangsa? Jika benar, apa dampak yang bakal terjadi jika ada yang mencederainya?
Buku ini berisi paparan lugas soal penetapan status keistimewaan Yogyakarta, diteropong dari perspektif sejarah, budaya, dan yuridis ketatanegaraan. Berisi pula pembeberan gaya kepemimpinan seorang Sultan di Yogyakarta serta uraian dan analisis dari sikap dan kebijakan pemerintah atas status keistimewaan Yogyakarta beserta segala konsekuensi yang bakal terjadi.
Bacaan yang layak jadi acuan para pejabat pemerintah, politisi, praktisi, dan teoretisi hukum, mahasiswa, serta siapa saja yang peduli pada sejarah kepemerintahan dan ketatanegaraan, khususnya yang terkait dengan pembentukan daerah yang bersifat khusus dan istimewa seperti Yogyakarta.




Resensi Buku:



Buku Sejenis Lainnya:
Globalisasi Dan Masa Depan Kekayaan Alam Indonesia
oleh Wahyuni Refi
Rp 45.000
Rp 38.250
  [selengkapnya]
Suatu Telaah Ekonomi Politik
oleh Widigdo Sukarman
Rp 50.000
Rp 42.500

Buku Liberalisasi Perbankan Indonesia ini merupakan telaah ekonomi-politik terhadap kebijakan Paket Juni (Pakjun) 1983 dan Paket Oktober ...  [selengkapnya]

oleh Kompasiana
Rp 54.800
Rp 46.580

Hadirnya Jokowi telah menyumbang nuansa baru di dunia politik Indonesia, terlebih ketika dia mencalonkan diri sebagai capres. Begitu pula sosok ...  [selengkapnya]

oleh Nasihin Masha
Rp 63.000
Rp 53.550
Kita harus kembali kepada jati diri sebagai Bangsa Pemenang. Tak ada kata kalah dalam kamus Bangsa Indonesia.

 “Seorang ...  [selengkapnya]


Lihat semua buku sejenis »




Advertisement