Cari berdasarkan:



Les Miserables
 


Maaf, stock buku kosong atau out-of-print.


Les Miserables   
oleh: Victor Hugo
> Fiksi » Sosial, Budaya & Sejarah

List Price :   Rp 84.000
Your Price :    Rp 71.400 (15% OFF)
 
Penerbit :    Bentang Pustaka (Mizan Group)
Edisi :    Soft Cover
ISBN :    9793062819
ISBN-13 :    9789793062815
Tgl Penerbitan :    2006-02-00
Bahasa :    Indonesia
 
Halaman :    692
Ukuran :    0x0x0 mm
Sinopsis Buku:
Jean Valjean, sang tokoh protagonis, dijatuhi hukuman penjara selama 19 tahun gara-gara mencuri sebongkah roti. Setelah bebas, Valjean yang penuh dendam kemudian bertobat setelah bertemu dengan Monsinyur Myriel, seorang uskup yang seperti santo. Namun, naas bagi Valjean, secara tidak sengaja ia melakukan kesalahan kecil yang membuatnya dikejar oleh Inspektur Polisi Javert. Valjean mengubah namanya menjadi Monsieur Madeleine, dan berhasil menjadi seorang walikota di sebuah kota kecil. untuk menyelamatkan nyawa seseorang yang tak bersalah, Valjean pun terpaksa menyerahkan diri sehingga dihukum kerja paksa seumur hidup. Namun, kemudian Valjean berhasil melarikan diri dan mengadopsi Cosette, anak tak sah dari Fantine, seorang perempuan miskin yang pernah ditolongnya. Lalu bagaimanakah perjalanan nasib Jean Valjean selanjutnya? Mampukah ia menebus kesalahan pada masa lalunya?***Les Miserables, buku fenomenal yang pernah diterbitkan secara bersamaan ke dalam 9 bahasa pada 1862 ini adalah panduan sempurna untuk kembali ke awal abad ke-19. Kisah menakjubkan yang dijalin dalam kehidupan Jean Valjean akan membuat emosi siapa pun bergejolak: resah, gelisah, marah, dan sedih. Dan kita akan tersadar, betapa mengerikan dunia dan segala kekejamannya, betapa rentan arti seutas perasaan, betapa tak terduga perjalanan hidup manusia, dan betapa cinta--ya, cinta-- mampu mengatasi segalanya.




Resensi Buku:

  Karya Sastra yang Menginspirasi
oleh: Rimbun Natamarga
Sesuatu yang ingin disampaikan oleh Hugo lewat Les Miserables adalah bahwa manusia pada dasarnya adalah baik dan memiliki kecenderungan untuk baik. Yang membuat banyak manusia menjadi buruk adalah masyarakat dan nilai-nilai yang dipaksakan di dalam masyarakat. Les Miserables ditulis Hugo pada abad ke-19. Berkisah tentang pergulatan seorang narapidana untuk menjadi baik pada tiga dasarwarsa pertama abad tersebut. Cerita bermula dari usaha Jean Valjean yang baru bebas dari hukuman dan sedang mencari tempat penginapan suatu hari. Alih-alih, tak ada yang mau memberikannya semalam pun kecuali seorang uskup tua. Singkat kata, lewat uskup inilah ia sadar dan mulai menjalani pergulatan batinnya menjadi orang baik. Dalam pergulatan tersebut, ia mengenal banyak orang dan menjalani hidup yang berbeda dari semasa menjadi narapidana sebelumnya. Ia pun ingin selalu berbuat baik kepada manusia tanpa pandang bulu. Kepada Fantine, seorang pelacur. kepada Cosette, anak tidak sah Fantine. Kepada Javert, seorang kepala polisi yang selalu melihat orang sebagai baik atau jahat. Kepada Thernadier, seorang "rubah" yang merawat Fantine kecil. Kepada Marius, anak muda yang mencintai Cosette. Pada waktu itu, masyarakat memiliki kuasa yang besar untuk menilai seseorang hanya dari status dan cap yang melekat pada dirinya. Narapidana dan pelacur, untuk mangambil contoh, dianggap sampah masyarakat dan karenanya tak layak hidup bersama masyarakat. Seberapa besar kebaikan yang mereka perbuat pun tidak akan menghilangkan cap yang sudah melekat itu. Tetap saja mereka dianggap sampah yang sudah-wajib-segera-dibuang agar tempat yang semula bersampah menjadi bersih kembali. Dalam kondisi tersebut, wajar saja bila orang yang ingin berbuat baik tidak selamanya mujur. Sebab baik-tidaknya suatu kebaikan diukur dan dinilai oleh masyarakat masing-masing. Seolah-olah mereka buta tentang kebaikan. Seolah-olah nilai-nilai kemanusiaan tidak bersifat universal hingga pribadi-pribadi tertentu saja yang bisa melihat kebaikan-kebaikan seseorang. Hugo mengajak kita menilai kebaikan bukan melalui anggapan yang hidup dalam masyarakat. Ia mengajak kita menilai kebaikan dari pelaku yang berbuat kebaikan itu sendiri; apa maksud ia berbuat baik, kepada siapa ditujukannya, bagaimana bentuk kebaikannya itu, dan bukan apakah baik atau tidak yang ia lakukan itu. Diceritakan bahwa Jean Valjean sendiri sampai perlu merahasiakan jati dirinya sebagai narapidana agar ia dapat berbuat baik kepada sesama, sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Tuhan. Ia menyadari betapa kuat pra-sangka yang hidup dalam masyarakat, sehingga terkesan tak ada ruang baginya untuk berbuat baik dan mengabdi kepada Tuhan. Yang menarik dari buku ini adalah pelukisan karakter tokoh-tokoh tersebut. Hugo tidak sembarang mengangkat dan melukis karakter mereka. Ia terkesan ingin mengajak kita--para pembaca--melihat perubahan psikologis yang terjadi pada tokoh per tokoh. Dari perubahan psikologis itulah akan segera terlihat tindakan masing-masing tokoh, sehingga dapat mudah dipahami dan diterima oleh kita. Pada suatu masa di abad ke-20 yang lewat, pernah dibuat sebuah film yang berjudul Les Miserables. Gagasan yang ingin disampaikan dalam film ini sama dengan apa yang ingin disampaikan oleh Hugo. Dengan memakai latar belakang peristiwa-peristiwa tertentu dalam sejarah, keadaan-keadaan yang tercipta di dalam karya Hugo dijelmakan kembali. Dalam film tersebut, pembantaian Yahudi oleh Nazi Jerman pada Perang Dunia II merupakan keadaan yang pas untuk itu. Kaum Yahudi mewakili stereotip orang-orang yang dipandang sampah dalam masyarakat Eropa saat itu oleh Nazi. Segala kebaikan kaum Yahudi dipandang sebagai sesuatu yang tak bernilai oleh Nazi dan anggapan ini berusaha dihidupkan di tengah-tengah masyarakat Eropa. Seolah-olah, apa yang dikisahkan oleh Hugo dalam Les Miserables terjadi kembali pada abad ke-20. Atau, justru sebaliknya, karya Hugo tersebut benar-benar telah menginspirasi orang-orang di Paris saat itu (film yang dimaksud memang berlatar Paris pada sekitar Perang Dunia II). Menginspirasi di sini, maksudnya, membuat seseorang merasa melihat dirinya di dalam karya Hugo itu, baik dalam karakter, sosok maupun dalam tindakan pribadi. Makanya, ada yang merasa dan ingin terus menjadi sebagai Jean Valjean. Ada yang merasa dan kagum sebagai Cosette. Ada yang bangga dan tak sadar dirinya sebagai sosok Javert. Ada yang memiliki nasib yang sama seperti Marius. Ada yang menganggap baik dan karenanya membela sosok Thernadier justru sebagai wakil Tuhan meski pada dasarnya adalah rubah. Sebuah karya yang menginspirasi--begitulah garis besar film tersebut, dan dengan demikian seolah mengarisbawahi bahwa Les Miserables--yang berarti para gembel--adalah sebuah karya besar dalam kesusastraan Perancis. Hugo sendiri dikatakan sebagai bapak aliran romantisisme dalam perkembangan kesusastraan dunia. Karya lainnya yang sudah kita kenal adalah Hunchback of Notre Dame yang terkenal itu. Nah, adakah karya yang menginspirasi seperti Les Miserables itu dalam ranah sastra modern kita?


Add your review for this book!


Buku Sejenis Lainnya:
oleh Yoga Adhitrisna, Hari Prast
Rp 149.000
Rp 126.650
Sebuah koleksi karya yang merekam jejak kelahiran Demokreatif. Tiga puluh karya poster yang terakurasi di sini, niscaya memproklamasikan kemerdekaan ...  [selengkapnya]
oleh Lew Wallace
Rp 92.000
Rp 78.200
Yuda Ben-Hur hidup pada awal abad ke-1. Dia pedagang muda kaya-raya di Yerusalem. Ketika seorang gubernur baru datang ke kota itu, sahabat masa kecil ...  [selengkapnya]
oleh Koen Setyawan
Rp 43.000
Rp 36.550
UFO selalu menjadi isu menarik yang ramai di perbincang. Berbagai macam cerita dan kesaksian tentang UFO tersebar di seluruh dunia. Tapi taukah Anda, ...  [selengkapnya]
oleh Eiji Yoshikawa
Rp 64.000
Rp 54.400
Kondisi negeri yang terpuruk akibat keserakahan klan Taira, menguntungkan Yoritomo yang ingin ...  [selengkapnya]


Lihat semua buku sejenis »




Advertisement