|
Sinopsis Buku: Kita pasti sering melihat banyak slogan truk yang dapat meembuat kita tersenyum. Dari '1/3 reng', 'Kutunggu Jandamu', 'Doa Ibu', 'Janda seperti Perawan', atau masih banyak slogan aneh yang bisa membuat kita berpikir liar, setidaknya menghibur di tengah macet. Jika bagi 'orang besaran, berpendidikan, dan orang kota' biasa mendapat quote dari para pengusaha, filsuf, sastrawan dan terinspirasi menjalani kehidupan dari quote tersebut, maka kali ini saya sebagai salah satu orang kota sangat tertarik untuk memutuskan mengambil 'slogan jalanan' sebagai inspirasi dalam saya berkarya. Yang tentu saja hal tersebut beralasan kuat. Saya menemukan kehidupan yang dapat mencerminkan slogan jalanan itu di kehidupan para 'orang besaran, berpendidikan, dan orang kota'. Karya kumpulan cerpen dan puisi ini merupakan gabungan antara fantasi dan kumpulan cerita orang-orang. Saya hanya berusaha menggambarkan perasaan dan pemikiran para kelompok yang terkait dalma situasi judul buku ini.
"I love the way she delivers it, not pretentious at all. Amazingly witty and charming. Absurd? Yes!!". --Sigi Wimala, Model dan Aktris Hahahaha...sebuah tulisan dengan kejujuran dari seorang seniman wanita yang cukup brengsek gara-gara keseringan di belakang sebuah truk, tapi cihuy banget membaca tulisan yang berisi kata-kata mulai dari "dada montok menyembul" sampai "terbahak-bahak di tengah riak tangan berkerak" Sungguh sebuah karya yang Madungplas lah pokoknya!;)) --Vincent Rompies, Aktor dan Musisi Andal Jika ingin menengok wacana kontemporer tentang cinta, perkawinan dan poligami, buku semacam ini bisa menjadi salah satu rujukan, dengan catatan: jangan kaget! :) --Seno Gumira Ajidarma Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |