|
Sinopsis Buku: �Saya sudah ditiduri pacar saya.� Begitu pengakuan seorang siswi. Beberapa guru telah mengingatkanku saat pertama kali mengajar di sekolah ini, bahwa jangan berpikir semua siswa disekolah ini masih perawan.
Lantas, satu persatu permasalahan lain pun muncul. Doni yang kerap mengamuk dan berteriak di kelas, Rahmi yang kedapatan menyilet � nyilet tanganya sendiri, Arlan si biang ribut, dan masih sederet karakter �luar biasa� para murid. Tidak, ini bukan sekolah khusus. Sekolah tempatku mengajar adalah SMA biasa. Namun, inilah yang harus aku dan guru - guru lain hadapi. Sebagai pendidik tugas kami memang bukan hanya mengajar. Menghadapi beragam karakter murid yang tak terduga dan membutuhkan penanganan khusus, sering kali menyerap energiku. Belum lagi kurikulum setebal bantal, peraturan kementrian pendidikan tentang standar segala macam, buku kasus, dan angka � angka panjang dalam catatan tunggakan SPP para siswa, kadang membuat kami hampir menyerah dan berpikir: Biarlah sekolah kecil ini berjalan �biasa � biasa saja�, jauh dari impian sempurna sebuah lembaga pendidikan. Namun aku bertanya lagi : lantas apa guna sekolah, selain menerbitkan ijazah? *** Buku ini memuat pengalaman nyata seorang guru menghadapi beragam karakter dan tingkah laku murid, serta bagaimana usahanya menciptakan suasana belajar yang menarik dan kondusif untuk anak didik. Bukan hanya penting untuk para guru, buku ini juga penting dibaca orangtua dan kalangan umum, sebab pada dasarnya kita semua adalah seorang pendidik. Resensi Buku:
oleh: Hendra Setiawan Walau pun belum punya, tpi baca punya temdn, ceritanya bgus bnget. Menginspirasi kita khususnya para guru, kalo mau beli gmana caranya ya. Add your review for this book! Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |