|
Sinopsis Buku: Mengapa kita tidak memperlambat segalanya sedikit saja dan menikmati hidup? Terbang�hinggap�terbang. Makan�tidur�makan. Ini yang mereka sebut hidup? Seandainya mereka tahu bagaimana rasa hangatnya mentari yang menyinari bulu saat masih di tempat tidur, atau rasa sentuhan lembut angin di wajah saat mata terpejam, �.
Tiya, si burung beo, sejak lahir tinggal di Pohon Beringin. Namun, berbeda dengan teman-temannya yang suka berceloteh sambil mencari cacing, dia lebih suka merenung seharian. Akibatnya, ia dijuluki pemalas oleh burung-burung yang lain. Hingga suatu ketika, terdengar suara misterius yang menggugah kesadaran akan jati dirinya. Dan, Tiya memutuskan untuk memulai petualangannya. �Tiya, kau lebih dari yang kau pikirkan. Kau bisa meraih jauh lebih banyak dari yang bisa kau pikirkan saat ini.� Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |