|
Sinopsis Buku: Berbicara mengenai pasar, menurut ramalan Jayabaya, "Pasar Ilang Kumandange, Kali Ilang Kedunge". Kutipan dari Sang Jayabaya ini kira-kira artinya, 'Pasar hilang hiruk pikuknya, bersamaan dengan sungai-sungai dihilangkan liang-liang resapannya'. Kehidupan para jasad pembuat resapan air, seperti yuyu, lele, belut, cacing, angga-angga dan keong, serta berbagai kehidupan biota sungai lainnya. Kemudian ditutup dengan semen. Terciptalah kini, turap-turap sepanjang sungai yang tidak ramah lagi akan kehidupan dan penghidupan alami yang sudah turun-temurun ribuan tahun, akibatnya, memperderas arus sungai dan banjir di mana-mana dan jebolnya tanggul penahan buatan manusia.
Hal ini menggambarkan bila pasar menjadi bisu dan sunyi, kita belanja dengan membisu, memilih barang dengan membisu, ke sana-kemari membawa barang belanjaan sendiri, tak bisa tawar-menawar dan berkelakar, tidak bisa senyum yang tulus, tidak mengantre lama-lama seperti "keong", tapi membayar lebih. Harga bisa diatur dengan teknologi komputer mana yang dinaikan dan diturunkan, seolah murah pada beberapa produk, padahal mahal pada produk lainnya. Hanya konsumen yang cerdik yang bisa mengambil keutungan dari situasi "perang harga" antar swalayan atau "perang produk", kendatipun harus ke pasar tradisional untuk melengkapi daftar belanja, bisa juga ikut "ngadem" di kala kepanasan, sambil mencari informasi produk yang promo. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |