|
Sinopsis Buku: Di antara para tokoh Petualangan Tintin, Dupond dan Dupont memegang peran penting menghadirkan humor slapstick tak ternilai dan dinanti-nanti sebagai kedua detektif yang gampang mengalami kecelakaan, pasti mengikuti petunjuk yang salah, dan, sesuai tradisi Prancis, selalu terlambat. "Selamat pagi... Eh... akhirnya kami sampai di sini...," kata si detektif yang babak belur menjelang akhir Lotus Biru, saat mereka menemui Tintin. "Tepatnya, selamat pagi. Inilah kami, akhirnya seperti biasa..."
Saat mereka tiba, Tintin-lah yang sudah menguasai keadaan dan menyelesaikan pekerjaan detektif. Tintin, sesuai kata Milo, seperti Sherlock Holmes, sementara Dupondt memerankan inspektur polisi kaku ciptaan pengarang seperti Sir Arthur Conan Doyle atau Agatha Christie---yang novel-novelnya akrab dengan Herge. Mereka sering menarik kesimpulan yang keliru dan akhirnya tidak suka mengakui kesalahan. Betapa pun miripnya dalam penampilan dan nama, kedua detektif kacau Herge ini ternyata bukan kembar seperti ayah dan paman Herge, yang dalam beberapa hal menjadi model mereka. Herge senang menceritakan anekdot tentang seorang pedagang barang bekas di Brussels yang bertahun-tahun kemudian mendapat bundel majalah-majalah Tintin lama dari temannya dan memberitahunya bahwa dia tinggal di seberang rumah Dupondt sungguhan. Saat memeriksa alamat orang itu, Herge mendapati orang tersebut benar-benar tinggal di seberang rumah ayah dan pamannya! Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |