|
Sinopsis Buku: Idealisme mahasiswa yang ditanamkam selama di kampus dan kehormatan diri seorang santri tak cukup kokoh untuk membentengiku dari godaan korupsi. Di kantor pajak, korupsi telah menjadi darah daging dan jati diri. Di tengah sekumpulan koruptor, kau akan dianggap gila jika tak berbuat kotor. Tahun-tahun sebagai pegawai pajak telah mengikis idealisme yang sekian lama kutanam. Dengan kepiawaianku menjebol database, bertahun-tahun aku menjadi tangan kanan para pejabat korup, terlibat jaringan faktur pajak fiktif, hingga akhirnya aku �dikorbankan�. Jeruji besi memisahkanku dari dunia luar, juga dari istri yang tengah mengandung anak pertama. Aku memang penjahat pajak, tetapi sang godfather tetap tak tersentuh dan takkan tersentuh ....
Sebuah catatan bergaya fiksi yang blak-blakan dan penuh kejutan: �Gayus-Gayus�, besar dan kecil berkeliaran di mana-mana; rekayasa besar di balik penyidikan pajak, bertahannya segelintir orang baik di sarang korupsi, jual beli kasus dan kebebasan di dalam bui dan meja hijau... para penyamun terus beraksi tanpa pernah peduli bahwa seorang ayah didera sunyi, karena terpisah dari anak dan istri .... Endorsement Buku yang sangat menarik. Membacanya, saya membayangkan tuturan seorang whistle blower yang menceritakan kasus tertentu. Para pemberantas korupsi harus tertantang untuk menyelesaikannya, termasuk menyediakan solusinya .... Zainal Arifin Mochtar, Pengajar Hukum dan Direktur PuKAT Korupsi FH UGM, Yogyakarta �Meski cerita fiksi, tapi kami percaya bahwa apa yang tertulis di dalam buku ini merupakan gambaran yang tidak jauh berbeda dari kehidupan nyata penulisnya. Emerson Yuntho Wakil Koordinator Indonesia Corruption Watch Buku ini memberi kabar baik itu. Bahwa masih ada jarum di tengah tumpukan pasir. Amat penting dibaca untuk menambah keyakinan bahwa bangsa ini masih dapat disembuhkan dari penyakit massalnya: korupsi.� Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |