|
Sinopsis Buku: "Ini upacara pemakaman yang aneh. Seorang Kristen, dua orang Sunni, dan seorang Syiah telah berbicara di hadapan makam Mohammed Emin, tetapi Nabi Muhammad tak mengirimkan halilintar untuk menghancurkan kami. Menurut pendapat saya, mengucapkan selamat jalan kepada sahabat yang meninggal dalam bahasa yang ia pakai ketika hidup bukanlah dosa. Tetapi kehadiran si Persia membuktikan bahwa hati dan pikirannya jauh lebih mulia daripada orang-orang Muslim pada umumnya. Saya ingin memeluk Halef karena kalimat-kalimatnya yang singkat dan sederhana. Sudah lama saya tahu, meskipun ia tak menyadarinya, bahwa ia seorang Kristen di dalam hatinya, meskipun dari luar ia tetap taat kepada agamanya sebagai orang Muslim."
"Di sana sini kami menyusul para peziarah tua yang ingin dikuburkan di Kerbela namun kehabisan tenaga. Atau kami melewati sekelompok orang-orang setanah air yang telah membebani seekor bagal malang dengan begitu banyak mayat hingga hanya bisa berjalan maju dengan terengah-engah dan banyak keringat. Orang-orang berjalan di samping bagal-bagal itu dengan hidung tertutup, dan di belakang mereka berhembus napas kematian dan kebusukan." "Matahari sudah dekat cakrawala ketika iring-iringan jenazah berangkat. Allo dan si Kurdi Soran berjalan di muka sambil membawa jenazah menggunakan usungan yang dibuat dari dahan pohon. Yang lainnya mengikuti berdua-dua. Amad el Ghandur menanti kami di sisi makam. Lubang makam menghadap ke barat barat daya, tepat ke arah kiblat di Mekah. Ketika jenazah sudah diletakkan di dalam, wajahnya dihadapkan ke arah yang sama dengan arah wajah Nabi orang-orang Muslim ketika menerima wahyu dari malaikat." ...tiba-tiba saya merasa seolah-olah telah meminum obat pemuntah yang kuat. Saya harus menuruti dorongan yang tak tertahankan itu dan harus berhenti. Setelah mengeluarkan muntahan berlendir yang pahit serta mempertimbangkan bahwa cairan itu melalui usus saya tanpa sakit, rasa takut akan kematian timbul dalam hati saya. "Halef, pergi! Tinggalkan saya!" "Meninggalkan Anda? Mengapa?" tanyanya dengan ketakutan. "Saya terkena� sampar!" Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |