|
Sinopsis Buku: Masihkah kita membutuhkan Allah Swt. dalam kehidupan ini? Masihkah kita meyakini dan mengimani kekuasaann-Nya, kasih-sayang-Nya, anugerah-anugerah-Nya (berupa kesehatan, rezeki, keturunan) dan balasan-balasan-Nya kelak di negeri akhirat? Niscaya, semua umat muslim akan seketika menjawab, “Tentu saja, kami iman pada-Nya...
”Tetapi, faktanya, mengapa justru kita lebih sering mengabaikan-Nya, melupakan-Nya, dan hanya menyebut-Nya di kala hidup ditimpa bencana, hati dirundung gelisah, usaha didera masalah, keluarga menghadapi musibah, keinginan jauh dari perwujudan, atau tubuh tengah digerogoti penyakit yang mengancam jiwa? Kita lebih terlalu sering menganggap-Nya tiada, tak bermakna bagi kehidupan kita di kala kita bahagia, sukses, dan jaya. Lalu, sontak kita bersujud pada-Nya di kala kita didera masalah dan musibah hidup. Kita hanya ingat pada-Nya di kala kita susah! Kita sungguh telah sangat sering lancang pada-Nya! Mengapa ini terjadi? Sebab kita belum mampu menghadirkan Wajah Ilahi di relung jiwa kita, agar hati dan ruhani kita senantiasa berada dalam keteguhan spiritual yang ikhlas dan suci. Itu semua adalah tanda-tanda kegagalan hakiki kita untuk menjadi kekasih-Nya. Duhai muslim dan muslimah, buku suluk dan tawasul warisan Syekh Abdul Qadir al-Jailani ini kami hadirkan di masa kini untuk mengingatkan diri kita semua agar segera kembali ke jalan-Nya, yang hanya kepada-Nya kita memohon dan menyembah. Suluk (jalan) dan tawasul (panduan) ini siap menghantarkan setiap kita untuk mampu menghadirkan Wajah Ilahi dalam kehidupan kita, agar kita bisa menjadi Kekasih Allah, meraih ridha dan kasih-Nya. Bukankah setiap kita sangat mendambakan panggilan merdu Sang Kekasih: “Wahai Jiwa-jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhan-mu dengan ridha dan diridhai, masuklah ke dalam golongan (kekasih) hamba-Ku, masuklah ke dalam surga-Ku…” Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |