|
Sinopsis Buku: Usai Perang Khaibar, para sahabat Nabi didera lelah yang teramat sangat dalam perjalanan pulang menuju Madinah dari Khaibar. Hari sudah menjelang malam. Mereka pun memutuskan untuk beristirahat.
Rasulullah s.a.w. kemudian bertanya kepada mereka, "Siapa yang mau berjaga –jaga malam ini untuk membangunkan kita saat Subuh tiba esok?" Bilal menyahut, "Ya Rasulullah, biar aku yang akan berjaga malam ini sampai Subuh."Rasulullah lantas berbaring. Semua orang pun turun dari tunggangan masing-masing dan merebahkan badan untuk tidur. Sementara itu, Bilal berjaga sambil mengerjakan shalat malam. Padahal, ia sendiri sudah sangat letih setelah menempuh perjalanan panjang. Usai shalat, ia duduk bersandar pada tunggangannya. Ia berusaha tetap terjaga, namun rupanya kantuk (tidur) mengalahkannya. Ia pun jatuh tertidur. Malam itu, seluruh anggota pasukan Muslimin sangat lelah (letih). Mereka semua tertidur pulas (nyenyak). Malam bergeser, dan subuh pun menyingsing. Semua orang masih lelap dalam tidur mereka. Tak ada yang membangunkan mereka kecuali teriknya matahari.Rasulullah s.a.w. terbangun.Para sahabat juga terbangun. Mereka sangat terkejut demi melihat matahari sudah meninggi. Mereka pun gempar dan menggunjingkan Bilal. Semua mata tertuju ke arah Bilal."Apa yang sudah engkau perbuat kepada kami, Bilal?" tanya Rasulullah. Bilal menjawab singkat, namun jawabannya ini menjelaskan fakta dengan sempurna."Ya Rasulullah, aku ditimpa sesuatu yang menimpa Anda juga." Maksud Bilal, aku ini manusia biasa. Aku sudah berusaha untuk tidak tidur, tapi tak bisa.Rasulullah s.a.w. pun menukas, "Engkau jujur." Beliau lalu diam. Benar, apa untungnya mencela dan menyalahkan?Kemudian, demi melihat orang-orang heboh menggunjing, beliau s.a.w. pun bertitah, "Lanjutkan perjalanan kalian!"Seluruh anggota pasukan pun melanjutkan perjalanan. Namun, belum lama rombongan berjalan, Rasulullah tiba-tiba berhenti. Semuanya pun ikut berhenti. Beliau turun dari tunggangan beliau, kemudian berwudhu. Semuanya pun ikut berwudhu. Selanjutnya Rasulullah melaksanakan shalat qadha` Subuh bersama mereka. Usai mengucapkan salam, beliau berbalik menghadap ke arah para sahabat dan bersabda, "Apabila kalian lupa mengerjakan satu shalat, segera laksanakanlah begitu kalian mengingatnya."Betapa bijak dan arifnya Rasulullah s.a.w. Beliau bermuamalah dengan hati manusia terlebih dahulu sebelum dengan raga mereka. Beliau memahami bahwa Bilal—dan semua orang—adalah manusia, bukan mesin. Beliau tidak menyalahkan, mencaci, mencela, atau bahkan mengherdik karena kesalahan manusiawi yang dilakukan seseorang. Adakah teladan yang lebih baik dari Rasulullah? Nah, bagaimana beliau menyikapi karakter orang yang beragam, berinteraksi dengan orang lain, hingga menjalani kehidupan di dunia ini? Apa yang beliau lakukan agar hidup ini tak hanya sekadar berarti, namun juga indah, menyenangkan, dan mudah? Kisah-kisah inspiratif dalam buku ini akan menuntun kita menjalani hidup ini secara lebih enjoy dan penuh makna. Senarai teladan, nasihat, kaidah, dan konsep pengembangan diri yang dipaparkan penulis pun sangat sederhana dan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Buku ini menunjukkan kepada kita bagaimana menjalani hidup ini tidak hanya sekadar berarti, namun juga mudah. Termasuk ke dalam katagori buku motivasi dan pengembangan diri populer. Buku ini mengajarkan seni berinteraksi dengan berbagai macam watak, perangai, dan latar belakang manusia. Dengan membaca buku ini, keterampilan kita dalam menghadapi, menyikapi, dan menanggapi orang lain yang berbeda-beda karakter, sifat, dan cara berpikir akan semakin terasah. Yang membedakan buku ini dengan karya-karya bertema sejenis adalah pola pendekatan dan penyelesaian masalah yang diajukannya. Apabila buku-buku yang lain melakukan pendekatan dan penyelesaian masalah melulu dari sudut pandang ilmu psikologi, maka buku ini murni memberikan kiat dan solusi islami yang menyejukkan dan mencerahkan. Dengan menjadikan teladan, sikap, dan akhlak Nabi Muhammad s.a.w. sebagai rujukan utamanya, buku ini memberikan tips dan trik dalam bergaul, membangun relasi, berteman, bahkan dalam mempengaruhi dan mengarahkan orang lain. Buku ini tidak hanya mencerahkan, namun juga akan mempertajam kecerdasan emosi dan meningkatkan kualitas kepribadian kita dengan cara-cara yang islami dan bernilai ukhrawi. Inilah kekuatan utama buku ini. Kehadiran buku ini merupakan penawar dahaga umat akan buku-buku motivasi dan pengembangan diri Islami yang tak hanya berorientasi duniawi, tetapi juga bernilai ukhrawi. Diterbitkan oleh Qisthi Press. Sehingga, tak mengherankan karya ini memperoleh sambutan yang luar biasa dari pembaca, baik di negeri asal penulisnya maupun di Indonesia. Enjoy Your Life! Seni Menikmati Hidup, karya Dr. Muhammad al-'Areifi. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |