Cari berdasarkan:



Brawijaya Moksa : Detik-Detik Akhir Perjalanan Hidup Prabu Majapahit
 


Maaf, stock buku kosong atau out-of-print.


Brawijaya Moksa : Detik-Detik Akhir Perjalanan Hidup Prabu Majapahit 
oleh: Wawan Susetya
> Fiksi » Sosial, Budaya & Sejarah

Penerbit :    Imania (Mizan Group)
Edisi :    Soft Cover
ISBN-13 :    9786029641301
Tgl Penerbitan :    2010-04-00
Bahasa :    Indonesia
 
Halaman :    342
Ukuran :    130x205x0 mm
Berat :    228 gram
Sinopsis Buku:
Ketika genderang perang sudah ditabuh oleh Prabu Girindrawardhana Raja Kediri untuk kesekian kalinya ke Kutaraja Trowulan, hati Sang Prabu Brawijaya V menjadi luluh. �Perang hidup-mati� antara pasukan Kediri dengan Majapahit yang identik dengan Prang Bratayuda Jayabinangun pun pecah di daerah Jingga, dekat Kutaraja Trowulan. Karena banyak para adipati atau tumenggung yang mbelot dan bergabung dengan Prabu Girindrawardhana, tak ayal prajurit Majapahit pun keteteran menghadapi prajurit Kediri, sedang sebagian yang lain meregang nyawa.

Ya....., istana Majapahit telah tumbang! Peristiwa itu ditandai dengan candra sengkala; �Sirna ilang kertaning bhumi� yang mengisyaratkan tahun 1400 Saka atau 1478 M.

�Sudahlah Putraku!� demikian kata Prabu Brawijaya V kepada Raden Patah, �Soal keyakinan janganlah dipaksa-paksakan! Silakan kalian menjadi seorang muslim yang baik, tetapi biarlah Ramandamu ini tetap menjadi penganut Budha!�

Pasca lengser keprabon dari takhtanya, Prabu Brawijaya V mengajak dua orang abdi kinasihnya Sabda Palon dan Naya Genggong pergi ke Gunung Lawu di kawasan Argo Lawu untuk menggapai kasampurnan atau moksa dengan menjalani dharma; yakni bersemadi atau tapa brata!

Berhasilkah Prabu Brawijaya V menggapai cita-citanya, moksa?

Dan, berhasil pulakah upaya Raden Patah �mengislamkan� Ramandanya Prabu Brawijaya V melalui �jago� atau utusannya, Sunan Kalijaga?

***

�Sirna Ilang Kertaning Bhumi, ini bukan semata-mata akhir dari perjalanan panjang Majapahit yang melelahkan setelah perang bersaudara yang berkepanjangan, namun menandai babak baru pemerintahan yang berpindah dari Budha dan Hindu Syiwa ke Islam. Sebuah novel yang menarik.�
-- Langit Kresna Hariadi, Penulis Novel Bestseller Gajah Mada

�Islam sebagai rahmatan lil alamin mendapat pembuktian di Jawadwipa, baik ketika berhadapan dengan penguasa Majapahit yang Budha maupun dengan Pajajaran sebagai pemeluk Sunda Wiwitan. Penyebaran agama secara santun ini pun mampu meluluhkan Prabu Kertabhumi atau Prabu Brawijaya V putra Rajasawardhana � penguasa Majapahit � yang dikenal sebagai pemeluk Budha yang taat. Puncak Gunung Lawu menjadi saksi bagaimana syahadat dikumandangkan. Novel ini telah berhasil memetakan pergerakan itu.�
-- E. Rokajat Asura � penulis novel Dwilogi Prabu Siliwangi




Resensi Buku:



Buku Sejenis Lainnya:
oleh Yoga Adhitrisna, Hari Prast
Rp 149.000
Rp 126.650
Sebuah koleksi karya yang merekam jejak kelahiran Demokreatif. Tiga puluh karya poster yang terakurasi di sini, niscaya memproklamasikan kemerdekaan ...  [selengkapnya]
oleh Lew Wallace
Rp 92.000
Rp 78.200
Yuda Ben-Hur hidup pada awal abad ke-1. Dia pedagang muda kaya-raya di Yerusalem. Ketika seorang gubernur baru datang ke kota itu, sahabat masa kecil ...  [selengkapnya]
oleh Koen Setyawan
Rp 43.000
Rp 36.550
UFO selalu menjadi isu menarik yang ramai di perbincang. Berbagai macam cerita dan kesaksian tentang UFO tersebar di seluruh dunia. Tapi taukah Anda, ...  [selengkapnya]
oleh Eiji Yoshikawa
Rp 64.000
Rp 54.400
Kondisi negeri yang terpuruk akibat keserakahan klan Taira, menguntungkan Yoritomo yang ingin ...  [selengkapnya]


Lihat semua buku sejenis »




Advertisement