|
Sinopsis Buku: Sarat sudut pandang, sarat makna. Inilah cita-cita buku inovatif sederhana yang akan membuat Anda melihat, menoleh dan tersentuh untuk meninjau kembali pada cakrawala perjalanan, perencanaan dan manajemen kehidupan Anda terutama penataan ekonomi / keuangan pribadi dan rumah tangga sehubungan dengan krisis ekonomi dunia yang sedang melanda.
Buku yang ditulis Gunawan Halim ini juga menyorot efek pasang surut ekonomi nasional dan global, laju teknologi, ilmu pengetahuan dan inovasi, serta tren perubahan peradaban dan kultur sosial pada keseharian hidup kita. Buku ini dihimpun dari serangkaian artikel berbeda yang secara bersama-sama mampu memberikan taste laksana disuguhi tampah yang berisi pelbagai kue atau penganan pasar. Sekilas ide-ide ini dituturkan secara impulsif dan acak, namun, di balik itu - menyajikan benang merah untuk berpikir dan isinya dapat membantu kita membuat hidup lebih bermakna dan menggugah kita untuk bertindak lebih positif. Jelas bahwa Indonesia termasuk negara yang paling parah mengalami krisis, pertumbuhan pada tahun 1997 sekitar 4,7%, 1998 sebesar -13,1%, 1999 hanya sebesar 0,8% dibandingkan rata-rata pertumbuhan sebesar 6,9% pada dekade sebelumnya (1987-1996). Belum jika dibandingkan dengan negara ASEAN yang rata-rata pertumbuhan pada tahun 1998 mengalami kemunduran 8,4%. Dengan bergeraknya perekonomian ke krisis baru pada tahun 2008/2009, prediksi kemajuan ekonomi dunia akan melambat, dan untuk Indonesia sendiri diperkirakan masih akan tumbuh positif sebesar 4%-5% (berbagai sumber, sampai dengan Maret 2009). Angka ini jelas menjanjikan mengingat rata-rata pertumbuhan GDP dunia adalah sebesar 3-4% per tahun (dalam kondisi normal). Dengan ini, kita tentu memiliki kesempatan berharga di kala krisis untuk memajukan industri yang bersifat swadaya dan meningkatkan daya saing nasional untuk lebih efisien dan berdiversifikasi. Apabila krisis keuangan menimpa, sektor yang tahan banting seperti pertanian dan perkebunan dasar, maritim, obat-obatan generik, komoditas dasar, dan industri lain yang tidak mengandalkan impor bahan baku, tenaga lokal serta yang sebagian besar produksinya dapat diserap pasar domestik, maka industri tersebut akan mempunyai kesempatan untuk berekspansi ke orientasi ekspor dengan nilai tukar ekspor yang relatif menguntungkan. Industri-industri nasional kita jelas dapat mempersiapkan diri apabila nantinya siklus boom kembali menggantikan era bust. Pengantar pada buku ini jelas berbeda dengan kata pengantar di buku-buku sejenis lainnya, bukan? Pengantar ini ditujukan untuk menggugah dan membuka wawasan kita untuk mengerti tentang keadaan zaman saat ini dan kondisi aktual perekonomian dunia serta Indonesia khususnya. Kemajuan teknologi, manajemen, peradaban dan pasang surutnya ekonomi, yang kerap disinggung di pembahasan di atas, akan mengantarkan dan mewarnai sebagian besar corak pemikiran, gagasan dan cerita dalam buku ini. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |