|
Sinopsis Buku: Dengan cerdas dan jenaka, buku ini mencoba memberi sudut pandang baru dalam melihat kiamat dengan segala peristiwa setelahnya. Ibarat tamasya, apa yang kita rasakan nanti bergantung pada bekal yang dibawa. Hanya orang yang memiliki bekal yang baik, berupa iman dan amal saleh, yang akan mendapatkan kebaikan. Sebaliknya, keburukan akan diperoleh oleh mereka yang tidak memercayai Tuhan dan selalu berbuat kejahatan. Jadi, kiamat siapa takut? Resensi Buku:
Resensi Buku Kiamat Indah oleh: zubairi hasan Surga Milik Semua Umat Beragama Membaca Buku �Kiamat Itu Indah� (Hikmah/Mizan Gorup), ternyata al-Qur�an menetapkan bahwa orang yang masuk surga bukan hanya umat tertentu saja, melainkan semua orang yang beragama, dengan syarat orang itu (1) beriman atau tidak atheis dan (2) berbuat saleh. Al-Qur�an menjelaskan bahwa semua umat beragama bisa menjadi orang beriman dan beramal saleh. Ada puluhan ayat yang menyatakan bahwa surga merupakan milik orang beriman dan beramal saleh, seperti �Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, bagi mereka surga-surga yang penuh kenikmatan� (Surat Luqman, ayat 8) atau �Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, maka bagi mereka adalah surga firdaus, yang merupakan kediaman yang kekal� (Surat al-Kahfi ayat 107). Selain itu, ada puluhan ayat lain dalam al-Qur�an yang menyebut mu�min, mu�minin, mu�minat atau sebutan lain yang berakar kata dari �iman� sebagai orang yang beruntung, berhak atas kabar gembira, dan lain sebagainya. *** *** *** Perlu ditegaskan di sini, al-Qur�an tidak menyebut iman sebagai kewajiban umat tertentu saja. Al-Qur�an mendefinisikan iman sebagai: �Hai orang yang beriman, berimanlah kepada Allah dan rasul-Nya, dan kepada kitab-kitab yang diturunkan kepada rasul-Nya dan kitab-kitab yang diturunkan-Nya sebelum itu. Barang siapa yang mengingkari keberadaan Allah, malaikat-Nya, kitab-Nya, rasul-Nya serta kepada hari kiamat, maka sungguh ia telah sesat sejauh-jauhnya� (Surat An-Nisa ayat 136). Ini berarti, semua umat beragama yang percaya pada hal-hal yang disebutkan di atas masuk dalam kategori beriman. Sedangkan saleh berasal dari kata �shalaha� yang berarti damai dan mendamaikan, lurus dan meluruskan, baik memperbaiki, serta adil dan menciptakan keadilan. Intinya, saleh berarti perbuatan yang baik dari sisi kemanusiaan, kenegaraan, dan kemasyarakatan di tingkat lokal. Di kalangan warga nahdiyin atau pengikut Nahdlatul Ulama (NU) istilah ishlah sudah sangat akrab. Ishlah merupakan wahana mendapatkan keadilan di luar pengadilan resmi sebagai upaya mendamaikan dua pihak yang berbeda pendapat bahkan berkonflik, memperbaiki kembali suasana perdamaian yang ada sebelumnya, serta untuk meluruskan persoalan agar perbedaan dan konflik itu mendapatkan solusi yang adil bagi kedua belah pihak. Pengertian saleh juga sangat inklusif, karena semua pemeluk agama dapat melakukan amal saleh, dalam pengertian berjuang menciptakan keadilan, perdamaian, kebaikan, dan seterusnya. Orang saleh juga harus menjauhi korupsi, karena perilaku ini dapat merusak keadilan, perdamaian, dan kebaikan itu sendiri. *** *** *** Penjelasan di atas merupakan poin penting dari buku ini. Buku ini berupaya menjadikan surga sebagai hal yang inklusif, milik semua golongan. Dengan pengertian ini diharapkan agar pembaca tidak fanatis dengan agama tertentu, di mana dengan fanatisme itu akan lahir sikap tidak toleran, bahkan tindak anarki. Selain menumbuhkan sikap toleran, buku ini juga penting agar kita lebih tenang dalam menghadapi gonjang ganjing hari kiamat. Apalagi bab-bab dalam buku ini selalu diawali dengan kisah humor/sufi, sehingga diskusi soal hari kiamat tidak menegangkan, apalagi sampai memicu terjadinya kultus-kultus yang tidak sehat. Ranti Susanti Peminat buku-buku tentang kiamat Add your review for this book! Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |