|
Sinopsis Buku: Novel ini mengangkat sekelumit kehidupan dan kisah manusia di dusun Tapanuli dari sudut pandang generasi muda yang ada diperkotaan. Lewat sudut pandang bergantian, antara sudut pandang penulis, sudut pandang tokoh utama (Monang), seorang urban berusia muda, yang karena kehidupan politik Jakarta - pemerintahan sebuah rezim - telah membuatnya harus kabur dan kembali ke kampung halamannya di Tapanuli.
Disana, Monang berhadapan dengan sistem sosial yang perlahan berubah dan semakin tak berbeda dari sistem sosial di perkotaan. Hierarki kultural Tapanuli yang berusaha dipertahankan oleh Datu Sapalatua harus tergerus oleh perubahan zaman. Monang yang seorang demonstran dan sempat dalam pelarian, ketika kembali ke kampung halamannya kemudian mengetahui abangnya, Ganda, telah meninggal. Ganda wafat oleh misteri entah kriminal atau karena aktivias politik dadakan akibat memprotes Danau Toba yang dicemari oleh pabrik kertas di Tapanuli. Tesya yang janda mati dan akan dijodohkan dengan lelaki lain, akhirnya bertemu Monang. Ibu dan ayah Monang bahkan berniat menjodohkan keduanya. Adat "turun ranjang" yang ada di tanah Batak kini sesungguhnya ada dalam budaya Nusantara. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |