|
Sinopsis Buku: SEJUMLAH prosa yang lahir dari tangan Tolstoy (1828-1910) selalu memperlihatkan kecenderungan hendak mencampakkan status kebangsawanan. Tokoh-tokoh rekaannya, seolah titisan kegelisahan kultural Tolstoy sendiri. Sejarah mencatat, setelah menerbitkan novelnya, Pengakuan (1882), Tolstoy menanggalkan gelar bangsawan (count), berpakaian seperti petani miskin dan menerbitkan buku-buku tipis, agar rakyat jelata dapat menikmati sastra.
Novel Kazak ini berkisah tentang Olenin, seorang bangsawan Rusia yang merasa sangat terhormat dapat bergabung dalam sebuah operasi militer di Kaukasus, wilayah abu-abu yang kerap menjadi latar geografi dan demografi prosa-prosa Tolstoy�sejarah mencatat, pada 1851, Tolstoy pernah menjadi anggota resimen artileri di wilayah ini. Sejawat sesama bangsawan menertawakan patriotisme konyol Olenin itu. Bagi mereka, golongan kelas atas seperti Olenin tak semestinya berbaur dengan orang-orang Kazak (paramiliter) yang kasar, bengis, dan hanya mengandal otot. Tapi bagi Olenin, petualangan itu tidak sekadar bersusah-susah sebagai tentara perbatasan. Martabat bangsawan telah membuat hidupnya terasing, Olenin mengalami semacam keterpelantingan eksistensial, dan menjadi laki-laki yang tidak punya obsesi lantaran segala kemewahan dan kefoya-foyaan dengan gampang diperolehnya. Itulah kenapa ia ingin hengkang dari Rusia, menjadi orang biasa, berbahasa Tartar, tanpa beban formalitas kebangsawanan yang penuh basa-basi, hipokrit, dan munafik. Di Kazak, Olenin menemukan kembali gairah hidupnya. Ia bergaul dengan Eroshka, mantan tentara perbatasan yang di hari tuanya masih memiliki semangat hidup menyala. Begitu pula dengan Lukasha, lelaki Kazak, penjaga perbatasan yang bersetia pada Rusia. Olenin lupa pada masa lalunya yang hingar-bingar sejak ia menemukan Maryanka, gadis Kazak, pekerja keras yang pantang mengeluh. Olenin tergila-gila pada gadis tinggi semampai itu. Demi mendapatkan cinta Maryanka, Olenin rela menjadi warga Kazak, menghapus identitas kerusiaannya, dan melupakan semua perempuan Rusia yang pernah menjadi kekasihnya. Ia hendak membuang martabat kebangsawanannya, menggantinya dengan Maryanka, gadis kampung, pemerah susu sapi yang tak pernah sekolah. Namun, menaklukkan gadis Kazak ternyata tak segampang membalik telapak tangan. Diam-diam orangtua Maryanka menjodohkan anak gadisnya itu dengan Lukasha, teman karib Olenin selama berada di Kazak. Sejatinya, usaha Olenin nyaris berhasil, dan Maryanka sudah takluk di tangannya. Tapi, tak lama berselang, sebuah kontak tembak dengan gerilyawan Chechnya terjadi. Lukasha tewas. Di sisi lain, Maryanka mencurigai Olenin merekayasa pembunuhan mantan kekasihnya itu, hingga sikapnya pada Olenin berubah seketika. Maryanka tidak mau lagi bertemu Olenin, bahkan ia tak segan-segan mengusir laki-laki itu. Di Rusia, karena kebangsawanannya, Olenin begitu gampang menaklukkan perempuan, di Kazak, karena kebersahajaan, kejujuran dan ketulusan cintanya, ia malah ditinggalkan oleh Maryanka. Di titik manakah Olenin mesti berpijak? Apakah ia bakal pulang ke Rusia, atau justru bertahan dengan cinta yang bertepuk sebelah tangan di wilayah perbatasan? Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |