|
Sinopsis Buku: "Tidak apa-apa jika kamu takut. Saat dirimu ketakutan, serahkan tanggung jawab pada rekanmu yang lain. Mintalah pertolongan. Tidak ada yang lebih buruk dari seorang dokter yang lebih mementingkan egonya di atas keselamatan pasien�.
Seorang dokter muda yang melakukan pembedahan pertamanya dan diejek oleh gurunya. Seorang wanita tua diselamatkan dari kematian, sedangkan dia tidak ingin hidup lebih lama lagi. Seorang dokter bedah terkenal mengalami stres akibat tumor otak yang ganas. Seorang ibu dari seorang anak penderita leukemia yang mulai merasa putus asa ... Dalam memoar yang ditulis dengan detail dan indah ini, Mohamed Khadra menceritakan kisah-kisah dari kehidupannya sebagai seorang dokter bedah, dari tahun-tahun menjalani pelatihan melelahkan sampai malam-malam menguras tenaga untuk memenuhi panggilan tugas. Dia mengenang kembali para dokter dan pasien yang telah membentuk kariernya; keberanian, kesedihan, kekaguman, dan kebencian telah berlalu di bawah pisau operasinya; dan kehidupan para dokter yang hancur, terkalahkan oleh tekanan dari pekerjaannya. Tentang Penulis: Sejak kecil, Khadra ingin menjadi ahli bedah. Setia pada cita-citanya, Khadra akhirnya berhasil menjadi profesor bedah keturunan Lebanon dengan reputasi cemerlang di Australia. Selama bekerja sebagai urologis, nuraninya kerap tertantang dalam menjalani profesi yang telah menjadi panggilan hidupnya. Memoar ini adalah buku pertamanya. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |