|
Sinopsis Buku: Kemiskinan sepatutnya jadi lambang negeri ini. Mereka bukan hanya berjumlah banyak tapi meyembul ke mana-mana. Papan larangan untuk pemulung, pengemis, dan pengamen tersebar di semua tempat. Mereka seperti barang najis yang harus dijauhi.
Seolah spesies yang mengancam dan perlu dikurung di tempat tertentu. Padahal kemiskinan bukan salah mereka. Andai hidup itu berdiri di atas pilihan bebas pasti tidak ada yang memilih untuk menjadi orang miskin. Hidup bukan ditentukan oleh pilihan diri sendiri, tapi juga digariskan oleh struktur sosial. Kini waktunya orang miskin untuk menyatukan pilihan. Waktunya membangun gerakan bersama. Bukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan, melainkan juga merebut ruang keputusan politik yang telah lama hilang. Bukan saatnya untuk menjadi `budak dan massa` yang diarahkan terus-menerus. Dibantu sekedarnya, tetapi dibiarkan miskin selamanya. Waktunya yang miskin menuntut dan merebut. Kaum miskin Bersatulah! Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |