|
Sinopsis Buku: Semua umat beragama yang mendasarkan diri pada kitab suci sangat rentan terhadap kecenderungan untuk menempatkan teks dalam kedudukan yang begitu tinggi, hingga mengalahkan kenyataan hidup manusia yang terus berubah. "Rezim teks" akan selalu menjadi bayang-bayang yang terus menghantui masyarakat pengagung kitab suci.
Wujud modern dari kecenderungan itu adalah fundamentalisme dengan pemahaman agama yang bersifat literalis-skripturalistik dan bibliolatrik. Karena supremasi teks yang berlebihan, dimensi manusia (ghayab al-insan) hilang dari modus keberagamaan, dengan akibat pengasingan manusia dari pengalaman spiritualnya sendiri. Dalam konteks seperti itu, diperlukan pandangan yang lebih seimbang tentang teks wahyu yang hidup dalam konteks yang nyata, di mana masyarakat terlibat aktif dalam pemaknaan teks itu. Diperlukan metodologi yang menempatkan pengalaman manusia dan wahyu sebagai dua hal yang saling mengandaikan, tidak bisa dipisahkan, dan diperlakukan sebagai sesuatu yang memiliki status epistemologis yang sama dalam tindakan penafsiran. Buku ini adalah upaya untuk mencapai itu, yang tak pelak akan mendinamisasi cara kita memahami pesan kitab suci. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |