|
Sinopsis Buku: Pertempuran maut antara Kerajaan Peking dan Prambanan melahirkan peristiwa cinta tragis antara Bandung Bondowoso dan Loro Jonggrang. Amarah Bandung akibat diperdaya Jonggrang dalam mencipta seribu candi meluap tak terbendung. Blar! Seketika meledak menjadi kutukan yang membuat Jonggrang, sang ratu dari Kraton Prambanan yang diporandakannya menjelma menjadi patung cantik untuk melengkapi seribu patung di Candi Prambanan.
Saat Data mengambil cuti dari kebisingan kerjanya di Jakarta, berlibur ke Bali dan Jogja menikmati indahnya kejayaan masa silam, terpukau oleh relief-relief dan patung Prambanan serta pesona �ritual� pertunjukkan seni, tiba-tiba matanya terbius oleh kecantikan magis dari sosok bernama Jonggrang. Elektra sang tunangan yang ia puja tercantik pun runtuh seketika. Itulah pengalaman yang membuat Data pontang-panting antara Jakarta dan Jogja, terombang-ambing antara alam Elektra dan Jonggrang, mengembara di dalam kenyataan mistis betapa kesumat dan cinta Jonggrang ratusan tahun lalu itu belum jua padam dan berakhir. Mampukah Jonggrang yang seakan arwahnya belum sempurna itu mengakhiri dendam kesumatnya? Akankah Elektra merebut kembali cinta Data? Akankah pengembaraan mistis Data berbuah senyum kemenangan dan benderang cinta? Endorsement: �Membaca novel ini seperti terbanting-banting di antara dua masa. Eksotisme legenda masa lalu dan masa kini bertemu pada hiruk pikuk konflik dan asmara. Banyak ruang untuk berpersepsi dan mengembarakan khayal ke dimensi-dimensi di luar nalar logika. Justru disanalah letak keindahan cerita. Membuat saya merasa nikmat menyantap kelezatan sajian kata-katanya.� Ferry Herlambang Zanzad, novelis. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |