|
Sinopsis Buku: "Kini, Kakak sangat bahagia. Kakak sudah ikhlas pergi jauh mengejar cita-cita untuk menggapai cinta." Aku sedikit menekan kalimatku karena memang hanya modal pendidikanlah yang bisa kuandalkan di hadapan Nia dan keluarganya.
"Pesanku, meski Kakak sudah kuliah, tetap harus mencintai hutan karena hutan dan pepohonan menjadi lambang cinta kita. Hutan adalah cinta kita." Aku meyakinkannya. Saat manusia terlena gemerlap dunia hingga rela membabat hutan, Beddu Kamase dan Andi Masniar justru rajin menyemai dan merawat pepohonan mereka, pepohonan cinta, yang tumbuh di dalam lebatnya Hutan Lindung Balang. Kecintaan yang berkembang di hati mereka terbalut kecintaan terhadap alam, sesuai prinsip mereka, "Save the world, save the motherland." Novel ini menyadarkan kita bahwa menjaga dan merawat alam sesungguhnya sama dengan menjaga dan merawat cinta. Karena dari alam, kita lahir, hidup, dan belajar mencintai. Maka, merusak alam berarti merusak keagungan cinta. Tanpa cinta, bisakah kita bertahan hidup...? Melestarikan alam memang tidak mudah, butuh niat yang teguh, semangat, dan yang paling penting adalah praktik. Namun, dengan kekuatan cinta, hal tersebut tidak mustahil Anda lakukan. Itulah pesan utama yang disampaikan novel ini. Dipadu dengan jalinan cerita cinta berliku, alur yang menarik, dan konflik yang mengharu-biru, jadilah novel ini amat berharga untuk menghuni hati Anda. Bacalah Pohon-pohon Rindu ini, insya Allah Anda akan mereguk manisnya hidup dengan hati dan pikiran yang lebih bersih.... Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |