|
Sinopsis Buku: Si bocah mungil nan lugu itu dengan mata binar dan hati gemetar mem-bayangkan:
"Betapa nikmatnya ya bisa sekolah seperti anak-anak itu, di balik pagar tinggi itu ya...? Betapa enaknya ya bisa bermain seperti mereka, berlarian kesana-kemari, naik turun tangga, ketawa-ketawa penuh girang? Kalau lapar, tinggal jajan di kantin sekolah atau buka bekal dari mama...?" Nun, ia tetaplah bocah mungil nan lugu yang miskin, kere luntung, yang hanya kuasa meraba erat-erat pintu pagar yang tinggi, angkuh, dan dingin itu. Badan dan pakaiannya tetaplah kumal, lecek, sangat dekil, sebab emak dan bapaknya tak pernah mampu membelikan parfum wangi dan pakaian necis mentereng, tidak seperti mama dan papa anak-anak itu... Sang bocah benar-benar tak mengerti, mengapa ia harus terlahir sebagai anak kere miskin, sehingga ia tak bisa sekolah dan bermain seperti anak-anak sebayanya itu. Tiba-tiba sebuah hardikan keras menyentakkannya dalam gemetar, "Miskin kok mau sekolah?! Sekolah dari Hongkong...!!!" Ini adalah novel yang amat mengenaskan, mengangkat lebih detail dan menggigit parodi ketidakadilan dunia pendidikan dan sosial kita, dalam rangkaian kisah Orang Miskin Dilarang Sekolah! Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |