|
Sinopsis Buku: Di antara sekitar 1000 puisi yang ditulis Ahmadun YH dalam rentang waktu hampir 28 tahun (1976-2004), sajak Sembahyang Rerumputan memang yang paling popular, paling disukai publik sastra, dan tentu paling memberi citra baik. Dua kali Sembahyang Rerumputan mendapatkan penghargaan nasional (puisi terbaik dalam Sayembara Penulisan Puisi Iqra, 1992) dan internasional (puisi terbaik dalam Peraduan Menulis Puisi MABIMS - forum Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura) untuk versi pendeknya dengan judul Zikir Rumputan.
Sajak Sembahyang Rerumputan juga sangat sering dipilih sebagai puisi untuk berbagai lomba membaca sajak dan musikalisasi puisi di berbagai daerah. Sajak tersebut juga banyak dibicarakan di kalangan para pengamat sastra Melayu di Brunei, karena penyerahan penghargaan MABIMS memang diadakan di Bandar Seri Begawan -- ibukota Negeri Petro Dollar tersebut. Sembahyang Rerumputan, sebuah puisi religius yang pencitraannya diilhami oleh 'karakter rerumputan', yang kini lebih terkenal dari buku kumpulan sajak (Sembahyang Rumputan) yang memuatnya, dan bahkan lebih terkenal dari penyairnya sendiri. Untuk menyelami kedalaman renungan religius karya-karya AYH, tentu tidak cukup hanya dengan membaca sajak Sembahyang Rerumputan, ada banyak sajak lain yang perlu dibaca untuk melengkapkan, menangkap dinamika, sekaligus merunut perkembangan perenungan religius itu, terutama sajak-sajak yang terkumpul dalam buku Sembahyang Rumputan yang dikemas dalam dua bahasa (Indonesia-Inggris). Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |