|
Sinopsis Buku: Setelah novel epos Jaka Tingkir (Jalan Berliku Menjemput Wahyu) terbit, banyak pembaca menyatakan langsung kepada penulis, bahwa novel itu ‘kurang lengkap’. Tidak tuntas karena menceritakan sejarah hidup Jaka Tingkir dari kelahiran hingga akhirnya bertahta selaku sultan di Pajang dengan gelar agung Sultan Hadiwijaya, namun sepak-terjangnya di saat menjadi sultan tidak dikisahkan.
Kiprah Jaka Tingkir sebenarnya ‘menyatu’ dengan kiprah seorang tokoh agung lainnya yang amat mempengaruhi kesuksesan Jaka Tingkir. Dan tokoh agung tersebut tak lain adalah Panembahan Senapati. Keagungan Panembahan Senapati dimulai ketika muncul wirayatuya (ramalan) Kanjeng Sunan Giri yang menyebutkan bakal terbitnya ‘matahari perkasa’ di tanah Mataram dari anak keturunan Ki Ageng Pamanahan. Selaku anak Ki Ageng Pamanahan, Panembahan Senapati berusaha mewujudkan wirayatuya itu! Dan untuk itu ia berani menempuh segala resiko, termasuk berhadapan dengan Sultan Hadiwijaya. Sebuah perasaan batin yang menarik tergambar di sini, betapa ‘repotnya’ ia ketika harus berhadapan dengan ayahanda angkatnya sendiri yang sekaligus merupakan pemangku tahta di hadapan keinginan kuatnya untuk mewujudkan wirayatuya Kanjeng Sunan Giri. Berbekal kecerdasan, kegigihan, dan kesaktiannya, sebuah penyelesaian akhir yang cantik dan menakjubkan berhasil tercipta! Panembahan Senapati menampakkan keagungannya dengan ‘melepas’ tawaran untuk menduduki tahta Pajang dan lebih memilih ramalan Kanjeng Sunan Giri. Novel epos ini menjawab tuntas semua kegelisahan Anda tentang keagungan Panembahan Senapati, perjuangannya, kesabarannya, kecerdasannya, dan sekaligus gelora hatinya dalam menyongsong ‘takdirnya’ yang tak terhindarkan... Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |