|
Sinopsis Buku: Ditengah perkembangan peradaban manusia muncul fenomena kebebasan wanita serta kiprahnya dalam kehidupan sosial dan politik. Sebenarnya, fenomena seperti itu bukan "barang" baru dalam Islam karena pada zaman kerasulan Muhammad saw. pun muncul tokoh Aisyah r.a. yang aktif memantau keadaan umat, Hafshah yang sangat prihatin atas krisis yang melanda kekhalifahan Islam, dan tokoh-tokoh wanita lainnya yang senantiasa berinteraksi dengan masyarakat, baik sebelum maupun sesudah hijab diwajibkan. Namun, terdapat hal mendasar yang membedakan fenomena pada kedua zaman tersebut. Pada zaman kerasulan, kiprah wanita dalam dunia sosial dan politik diawali dengan motivasi karena Allah dan diatur oleh etika sehingga yang diperjuangkan adalah pengembatian wanita pada peran dan fitrahnya. Sedangkan, pada zaman sekarang yang muncul adalah propaganda emansipasi yang menggiring wanita pada pengingkaran terhadap fitrah. Akibatnya, kancah sosial dan politik menjadi wahana persaingan wanita dan laki-laki.
Sebagai pengejawantahan atas pribadi luhur tokoh-tokoh wanita pada zaman kerasulan yang dikupas pada jilid pertama, jilid kedua buku "Kebebasan Wanita" ini mengupas berbagai hadits dan ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan aktivitas wanita dalam kancah sosial kemasyarakatan dan politik. Anda yang berminat mengamati kebebasan wanita dalam konteks Islam, sangat tepat jika membaca buku ini. PROF. ABDUL HALIM MUHAMMAD ABU SYUQQAH adalah cendekiawan muslim yang sejak remaja aktif dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin. Bahkan ia akrab dengan pendiri organisasi ini, Hasan al-Banna. Pengalamannya dipenjara karena aktivitas dakwah, menempanya menjadi seorang pemikir mujahid yang istiqamah. Dlilah yang membidani lahirnya majalah al-Muslim al-Mu'ashir; media dakwah yang terkenal kritis. Sang Penulis yang juga pengajar ini, bekerja satu atap dengan Dr. Yusuf Qardhawi di Departemen Pendidikan dan Pengajaran di Qatar. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |