|
Sinopsis Buku: Jilid: 1
...rupanya tulang-tulang itu tadinya tertanam di bawah gundukan pasir, setelah gundukan pasir di "boyong" oleh angin puyuh, terbukalah tulang-tulang itu dari liang kuburnya. Dari onggokan tulang-tulang itu dapat diketahui terdiri dari dua kerangka mayat. Dua buah tengkorak yang pecah batok kepalanya masih tertutup oleh rambut hitam yang ketat... ...serentak para Bu-Su Mongol bersorak-sorai pula. Pada umunnya jago-jago Mongol paling memuja orang yang berkepandaian tinggi, sorak-sorai mereka tentu saja ditujukan kepada Khan mereka yang besar, tapi juga mengandung rasa kagum terhadap Su-lam. "Kabarnya kau pernah memanah burung elang di gurun Gobi, tampaknya kepandaianmu boleh juga," seru Jengkhis Khan dengan tersenyum. "Ini, sambut lagi sekali!" Segera ia mengambil lagi sebatang panah dari kantung panah yang dibawa seorang pengiring yang lain, lalu berseru pula. "Panah ini tidak sama dengan tadi, kau harus hati-hati."... Jilid: 2 ...To Hong mengertak gigi, serunya lantang dan serius, "Negara punya udang-undang, rumah tangga pun punya peraturan, kau bertindak semena-mena membunuh Liong Kang, tiada tempat lagi bagimu di rumah ini!" Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |