|
Sinopsis Buku: "Taufiqurrahman kembali menyapa kita melalui simbolisasi surau sebagai Titik-Cinta Allah di hadapan tangan-tangan manusia yang penuh ragam karakter dan kepentingan. Ada nilai-nilai positif perjuangan, komitmen, sekaligus ke-tundukan (keshalihan) pada cara kita bermakrifat (berhamba) pada Allah Swt."
Muhammad Masykur A.R. Said, ustadz, novelis, pengusaha, tinggal di Samarinda. Memang sudah tidak ada lagi yang peduli pada surau ini. Dibiarkan ter-gerus usia, nyaris rubuh, selaras dengan bakal ambruknya Rumah Allah Swt. Hanya Ibrahim seoranglah yang berjuang mati-matian menghidupkannya, memakmurkannya, mencintainya sepenuh jiwa, bahkan me-lampaui kecintaannya pada diri dan wanita yang mencintainya. Ia berjuang keras senantiasa menghadirkan Allah di hatinya, di surau itu, di lingkungan itu. Dan, pilihan cintanya pada Rumah Allah menghantarnya pada kemelut yang amat terjal, perih, berselimut luka, berderai air mata, bahkan harga diri dan jati dirinya di mata orang-orang yang berusaha merubuhkannya... Inilah novel religius terkini karya novelis muslim terkemuka, Taufiqur-rahman al-Azizy, yang telah melesakkan kekuatan inspirasi hidup Islami melalui karya-karya besarnya yang diterima luas berbagai kalangan, seperti Syahadat Cinta, Musafir Cinta, Makrifat Cinta, Kitab Cinta Yusuf-Zulaikha, dan Munajat Cinta 1-2. Dedikasinya yang total terhadap ranah sastra religius tanah air telah menghadirkan ribuan simpatik dan apresiasi, dari dalam dan luar negeri. Melalui karyanya yang mengambil fokus tema Perjuangan Mencintai Rumah Allah ini, Anda diajak berkelana secara spiritual, ruhaniah, dan perilaku sosial untuk meraih maqam hidup yang kaffah sebagai muslim atau muslimah. Jangan lewatkan novel ini, insya Allah banyak hikmah dan inspirasi hidup yang bisa Anda gali di dalamnya. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |