|
Sinopsis Buku: Bagaimana peran perempuan dalam seni? Telah terjadi perdebata yang panjang dalam gerakan perempuan bahwa bahkan dalam wilayah seni, kebanyakan perempuan hanya menjadi objek yang dikreasikan atau diciptakan oleh keinginan, hasrat dan daya pikir sudut pandang laki-laki. Daya pikir lai-laki dalam hal ini adalah menjadikan perempuan sebagai objek yang pasif, yang bisa dibentuk oleh sudut pandang laki-laki, bukan dari keinginan perempuan sendiri.
Seorang pelukis terkenal, Basuki Abdullah pernah berkata, "Perempuan itu lebih cocok untuk dilukis daripada sebagai pelukis,"Antiphanes seorang dramawan komedi Yunani juga mengatakan, "perempuan tak akan hidup lagi setelah kematian, kecuali dibangkitkan lawan kesenian oleh pria. " Penyair metafisis Inggris pada sekitar abad 17 bahkan menggambarkan perempua itu "cuma kata-kata", sedang "perbuatan" adalah pria. Atas hal ini, dapat disimpulkan bahwa tampaknya erempuan dalam media ditempatkan sebagai abstrak, sedangkan pria itu konkret. Perempuan yang �dikerjakan� dan lelakilah ayng mengerjakan. Wacana dominan yang berwajah stereotip ini memagari sehingga perempuan kesulitan menemukan ruang ekspresinya di wilayah seni. Ada faktor ketidakpercayaan kalangan seni dengan mempertanyakan bagaimana mungkin perempuan dapat mencapai kesuksesannya di bidang seni, sebab kesuksesan sebuah karya seni selalu ada di tangan laki-laki. Lalu adakah jalan bagi perempuan untuk dapat mengekspresikan dirinya, sebagai pencipta, koreografer, penulis naskah, aktor, penata artistik, dll, dimana mereka dalah subjek bukan objek? Gerakan perempuan bisanya menjawab bahwa akan selalu ada jalan untuk mengantar perempuan untuk menyatakan dirinya sendiri di wilayan seni, bahkan seni akan menajdi media yang efektif untuk menamppilkan kehidupan-kehidupan khusus yang dialami perempuan dan untuk memperjuangkan hak-hak mereka.*** Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |