|
Sinopsis Buku: ... penuh imajinasi, memikat, cerdas, religius, juga puitis. –Taufiq Ismail, sastrawan
Fahiya tersenyum. “I love you ...†bisiknya pelan, tapi terdengar jelas di telingaku. Dan bibirku pun langsung membeku, tak dapat digerakkan. Fahiya membawa perubahan besar dalam hidup Zevrin. Dia mengajarkan banyak hal pada Zevrin. Dia juga membawa Zevrin terbang ke Lebanon yang penuh darah perang lewat tulisan-tulisannya. Fahiya pun mampu membelokkan kisah cinta Zevrin yang sudah lama dibingkainya bersama Arviga. Arviga, laki-laki yang sudah lama bersemayam di hati Zevrin kalah oleh sosok yang usianya terpaut jauh di bawahnya. Zevrin sendiri tak mampu membohongi diri. Apa yang dirasakan Zevrin dengan cinta pertamanya pada Arviga hanyalah sepenggal masa lalu yang kini tinggal kenangan. Berbagai peristiwa pun lahir menguji kekuatan cinta Zevrin. Mampukah Zevrin bertahan dengan cinta yang dimilikinya? Benarkah cinta dapat menumbuhkan kesabaran di hati Zevrin? Sebuah kisah yang mengalir indah dalam setiap potongan waktu seperti aliran sungai. Kadang mengalir tenang ..., kadang mengalir deras .... Sebuah novel unik yang memotret akibat peperangan dan hubungan kasih sayang dua bangsa. Menghangatkan jiwa dan menginspirasi. --Ifa Avianty, penulis Alena dan Strawberry Shortcake Dibingkai dengan latar belakang tragedi kemanusiaan, novel ini memberi kita perspektif lain tentang cinta. --Irfan Hidayatullah, dosen sastra dan ketua FLP. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |