|
Sinopsis Buku: Benarkah uang adalah penyebab utama dari penderitaan ini?
"Kita mesti punya banyak uang. Banyak sekali uang. Dengan uang itu, kita tidak akan diremehkan siapapun. Dan dengan uang, penderitaan tidak bisa mampir dalam hidup kita!" Benarkah manusia bisa menghindari cinta? "Kau harus berkepala dingin, tidak boleh jatuh cinta. Jangan bodoh, posisimu harus kuat. Kalau pria itu yang jatuh citna padamu, tidak masalah. Jangan lebih lemah dari laki-laki. Siapa yang mencintai, dialah pihak yang bisa dikuasai." Benarkah untuk mendapatkan uang, segala macam cara bisa dihalalkan? "Dia menyukaimu, Pink! Itu artinya kau sudah separuh berhasil. Bukan separuh, tujuh puluh lima persen! Sebab dia punya uang itu, Pink! Dia punya! Dia itu kaya sekali, kau tahu?" Tapi bagaimana kalau hati sudah terlanjur berbicara? Sergie merengkuh tubuhnya dalam pelukkannya. Wajahnya tengadah, menatap pria yang memandangnya dengna sinar mata yang tajam dan kedalaman yang memabukkan. "Aku mencintaimu, Pink. Aku serius." Pink tak sanggup berbicara. Matanya meredup sayu. Tan Hsiao Pink, lahir dengan nasib buruk yang sudah menempel pada hidupnya. Dibuang oleh keluarganya. Tidak ada yang menyayanginya kecuali kalau ingin memanfaatkannya. Beberapa kali ia harus berkorban. Beberapa kali ia harus menelan kekecewaan. Beberapa kali ia putus asa tanpa mampu memperoleh jalan keluar. Benarkah uang merupakan satu-satunya jalan keluar dari nasib buruknya? Bertemu dengan Sergie, Pria itu bagaikan sebuah sungai di tengah padang gurun yang dilewatinya. Tapi sayang, ia telah memulainya dengan kebohongan. Maka ia harus meneruskannya dengan dusta-dusta yang lain. Akhirnya satu demi satu kebohongannya mulai terbongkar. Mampukah ia mempertahankan satu-satunya kebahagiaan yang terjado dalam hidupnya? Dan apakh ia berhasil melewati padang gurunnya untuk menjadi si Jingga? Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |