|
Sinopsis Buku: Ketika Kennedy bertemu dengan wakil Belanda. Ia mengatakan bahwa, "Papua Barat bukanlah negri yang pantas diurusi kekuatan-kekuatan besar dunia." Selain itu, Ia pernah mengatakan kepada Dr. Van Roijen yang saat itu menjabat Duta Besar Belanda di Amerika, "orang-orang Papuamu hanya berjumlah 700.000 dan masih hidup di zaman batu." R. Komer Seorang anggota CIA yang diangkat menjadi staf Gedung Putih menyatakan kepada Pihak Australia "pernyataan bahwa Indoensia pro blok bila bukan komunis merupakan ancaman bagi mereka dan kita, daripada Indonesia yang memiliki beberapa ribu mil tanah kanibal."
Menteri Luar Negri Australia G. Barwick mengatakan kepada Menlu J.Luns, tentang sikap Partai Buruh Australia dalam mendukung kemerdekaan Papua Barat, "mereka sedang memerdekakan kutu-kutu tanpa mempertimbangkan akibatnya." Ironisnya, negara-negara yang menghina Tanah dan Bangsa Papua Barat saat itu juga negara-negara yang menghina Tanah dan Bangsa Papua Barat saat itu adalah juga negara-negara yang telah lebih 3 (tiga) dekade ikut menguras kekayaan alam Tanah Papua Barat (yang mereka sebut Negerir Kutu Tanah Kanibal Orang Zaman Batu), baik mineral maupun minyak dan gas bumi sampai hari ini masih mempersoalkan bagian keuntungannya masing-masing tanpa memikirkan hak asasi penduduk setempat serta atas kedaulatan semua sumber daya alam. Nicolaas J, mengungkapkan: Kami orang Papua merasa sedih, karena Amerika yang menamakan diri sebagai Juara Demokrasi Kemerdekaan Terhadap Siapa, sebagai Penduduk Lautan Teduh, kami di negri ini selalu menaruh kepercayaan besar, harus mundur hari ini. (Nicholas Jouwe, Holandia West Papua-1962) Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |