|
Sinopsis Buku: Peristiwa Mei 1998 menghasilkan buah manis bagi terbukanya demokrasi di Indonesia. Namun kemerdekaan ini harus dibayar dengan sangat mahal oleh anak bangsa. Peristiwa sepanjang 1998-1999 menyisakan luka mendalam di sanubari seluruh rakyat Indonesia. Ratusan jiwa melayang dalam peristiwa kerusuhan yang mewarnai reformasi. Terutama pelaku penculikan para aktivis, penembakan tragedi Trisakti, Semanggi I & II masih menyimpan tanda tanya besar, siapa aktor intelektual di balik peristiwa berdarah ini?
Berbagai peristiwa terutama di sepanjang tahun 1998 membawa pada sebuah isu besar mengenai rivalitas antara Wiranto dengan Prabowo. Keduanya melalui bukunya masing-masing berusaha menjawab dan saling menyanggah tuduhan satu sama lain. Kesaksian tokoh militer era reformasi ini juga diramaikan oleh kesaksian Habibie. Semua mempertahankan versinya masing-masing, akhirnya masyarakatlah yang bebas menyimpulkan apa sebenarnya yang terjadi di tubuh militer Indonesia kala itu. Rivalitas antara Wiranto-Prabowo ternyata tidak berhenti di ranah militer. Persaingan ini diteruskan dalam perebutan menuju kursi RI-1 dalam pemilu 2004 dan 2009. Buku ini menyajikan dan menelisik apa yang terjadi dalam tubuh ABRI khususnya TNI AD menjelang dan sesudah Mei 1998. Buku-buku putih para tokoh ini kami jadikan rujukan dalam mendeskripsikan silang sengkarut kondisi militer dan bangsa ini pada 1998 hingga jelang Pemilu 2009. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |