|
Sinopsis Buku: In the Name orf Honor
Untuk pertama kalinya, Mukhtar Mai menuangkan pengalaman pahitnya dalam buku yang sangat menyentuh hati. Sebuah kisah mengenai penderitaan dan kehinaan yang mendalam, juga keberanian dan keyakinan yang besar. Pada 22 Juni 2002, Mukhtar Mai dijatuhi hukuman oleh Dewan Adat di desanya dengan cara diperkosa. Dia dipegangi oleh empat orang laki-laki, ditelanjangi dan kemudian diperkosa beramai-ramai. Lalu, ia diperintahkan untuk berjalan pulang dalam kondisi setengah telanjang di hadapan 300-an penduduk desa. Dengan cara dipertontonkan dan dipermalukan di depan umum, Mai harus melakukan itu demi �membayar� suatu tindak kejahatan yang tanpa bukti, yang dituduhkan kepada adik laki-lakinya. Adik laki-laki Mai, Abdul Syakur (12 tahun), dituduh memiliki affair dengan seorang gadis dari kasta yang lebih tinggi. Dewan Adat akhirnya menjatuhkan hukuman kepada Mukhtar Mai dengan cara diperkosa. Menjelang menit-menit pelaksanaan hukumannya, Mukhtar Mai meminta belas kasihan, memohon agar adiknya dibebaskan, dan membaca al-Quran�satu-satunya bacaan yang dihapalnya. Burned Alive Kisah nyata yang mengguncangkan tentang seorang perempuan yang lolos dari pembunuhan atas nama kehormatan Pada usianya yang menginjak tujuh belas tahun, Souad pun jatuh cinta. Di desanya, seperti di banyak wilayah lain, hubungan seksual sebelum perkawinan dipandang sebagai pelanggaran berat atas kehormatan keluarga, pelanggaran yang mau tak mau berujung pada hukuman mati. Itulah kesalahan yang dilakukan Souad. Maka ditunjuklah kakak iparnya untuk melakukan eksekusi. Pada suatu pagi, Hussein, sang kakak ipar, perlahan-lahan mendekati Souad, menyiramkan bensin ke tubuhnya dan membakarnya. Di mata seluruh desa, Hussein adalah seorang pahlawan. Tapi yang menakjubkan adalah, Souad tetap hidup meskipun harus menderita luka bakar yang mengenaskan. Ia diselamatkan oleh beberapa perempuan desanya. Mukjizat berikutnya, Souad ditolong oleh seorang perempuan pekerja sosial Eropa, yang memungkinkannya mendapatkan perawatan dan perlindungan yang sangat ia butuhkan. Kini Souad memutuskan untuk menceritakan kisahnya dan menelanjangi kekejaman pelbagai tindakan pembunuhan atas nama kehormatan yang dilakukan di desanya, praktik kekejaman yang terus berlanjut hingga kini. Burned Alive merupakan sebuah kesaksian yang mengguncangkan, sebuah kisah nyata yang hampir tak bisa dipercaya, mengisahkan tentang keberanian luar biasa dan ketahanan hidup seorang perempuan. Kisah ini juga merupakan sebuah panggilan untuk mendobrak tabu kebisuan yang membentengi praktik-praktik sangat brutal yang tidak mengindahkan nasib kaum perempuan, yang menjadi korban kekejaman adat-istiadat tradisional. Inside the Kingdom Begitu mendengar menara WTC diserang pada 11 September 2001, naluri Carmen bin Ladin berbisik: ipar laki-lakinya berada di balik peristiwa itu. Ia merasa, sejak itu hidupnya akan berbeda � Carmen, keturunan Swiss dan Persia, menikahi seorang Bin Laden pada 1974. Ia masih amat belia dan dimabuk cinta. Perempuan Eropa yang mandiri ini pun masuk ke sebuah klan yang amat ruwet dan suatu budaya yang tak pernah ia kenal. Di Arab Saudi ia dilarang meninggalkan rumah tanpa menutup tubuhnya dari kepala hingga ujung kaki. Suaminya bisa menceraikannya kapan saja dan mengambil anak-anaknya dari sisinya untuk selama-lamanya. Hak-haknya dibatasi ketat. Ia bahkan tak boleh menyeberang jalan tanpa didampingi seorang wanita tua yang berfungsi sebagai pengawasnya. Kini ia memaparkan perjalanan hidupnya secara gamblang, mengungkapkan perjuangannya dan menyibak tabir yang menutup sebuah negara yang sangat kuat dan represif. Carmen menggambarkan hubungan keluarga Bin Laden dan keluarga kerajaan Saudi, dan mengenalkan kita pada hubungan patriarkal keluarga Bin Laden yang amat loyal, termasuk Osama. �Mengungkap rahasia paling pribadi dari klan yang sangat berpengaruh di Arab Saudi.� --VSD �Membawa kita ke tengah kalangan penguasa Arab Saudi dan klan Bin Laden� Ia lari dari klannya, berjuang menyelamatkan anak-anaknya, mengutuk Osama secara publik dan mengkritik Arab Saudi: sebuah langkah yang sangat berani-- Le Figaro �Menampilkan perjuangan melawan�penindasan dan fanatisme yang mendominasi kehidupan masyarakat Arab Saudi. Kesimpulannya sangat berani: �Orang Saudi adalah cerminan kaum Taliban yang hidup dalam kemewahan.�-New York Times �Catatan kehidupan perkawinan (Carmen bin Ladin) selama sembilan tahun di sebuah komunitas yang berpegang teguh pada norma-norma agama, dan yang didominasi oleh kaum pria, yang membuat para wanita seperti binatang peliharaan.�--International Herald Tribune Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |