|
Sinopsis Buku: PERANG Paderi, selama ini identik dengan Tuanku Imam Bonjol yang telah lama ditasbihkan sebagai salah satu pahlawan nasional dari Sumatera Barat. Tidak banyak yang tahu dengan gerakan Paderi ini, lantaran buku sejarah yang kita pelajari sedari SD hingga SMA lebih banyak berkutat pada perjuangan dan kebesaran nama Imam Bonjol. Sehingga keberadaan tokoh-tokoh besar yang menggerakkan dan membesarkan gerakan Paderi tak begitu banyak dikenal dan tidak terlalu akrab didengar namanya di kancah nasional. Mereka hanya sohor di kalangan terbatas di tingkat lokal.
Gerakan Paderi mulai berkembang di seluruh Luhak Nan Tigo (Luhak Agam, Luhak Tanah Data dan Luhak Limopuluah Koto) yang terinspirasi dari gerakan pembaharuan di tanah Arab yang dimotori Syekh Muhammad bin Wahhab. Spirit pembaharuan dan pemurnian ajaran Islam ini dibawa ke ranah Minang oleh Haji Miskin, Haji Sumanik dan Haji Piobang pada 1803 setelah 10 tahun lamanya mereka menetap di Makkah. Tidak mudah untuk mengembalikan kemurnian ajaran Islam ketika itu. Kendati berfalsafah adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, pengaruh kaum adat jauh lebih kuat dari kaum Paderi ini. Hukum adat sudah kelewat berurat dan berakar di masyarakat, meski hukum adat itu sendiri bertentangan dengan ajaran agama. Sehingga terjadilah pertentangan antarkedua kubu. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |