|
Sinopsis Buku: Problem transmisi makna dari teks arab Al-Quran ke dalam bahasa selainnya, menjadi ’critical point’ bagi peminat studi Al-Quran. Teks arab Al-Quran diyakini mempunyai karakteristik unik yang di antaranya; susunan kata, akar kata, sinonim, kelamin kata, kosakata dan sinominnya.
Selain itu, keunikannya terletak pada banyaknya kata yang ambigu yang tidak jarang satu kata memunyai dua atau tiga arti yang berlawanan. Satu huruf ’waw’ yang umumnya berarti ’dan’, bisa mempunyai lebih dari satu arti sesuai dengan kata yang menyertainya. Tapi, bisa juga dite-mukan satu kata yang hanya mempunyai makna pasti saja. Menariknya, tiga huruf; qaf, waw, dan lam, dapat dibentuk menjadi enam kata yang kesemuanya mempunyai makna tersendiri. Dan makna itu, meski dari enam kata yang susunannya dibolak-balik, akan bermuara pada makna asal yang menghimpunnya yaitu ’gerakan’. Lepas dari itu, walaupun Al-Quran menggunakan kosakata yang digunakan oleh masyarakat arab yang ditemuinya ketika ayat-ayatnya turun, namun tidak jarang berubah pengertian semantik dari kata-kata yang digunakan oleh orang Arab. Makna-makna semantik ini, menjadikan sementara pakar menolak penerjemahan Al-Quran ke dalam bahasa lain, atau paling tidak menamai terjemah-annya sebagai ’terjemahan makna’ bukan ’redaksi’. Implikasinya tejemahan Al-Quran tidak sama dengan Al-Quran apalagi menggantikan posisinya Untuk menjembatani problem transmisi makna tersebut, kehadiran ’Ensiklopedia Al-Quran’ ini, sangat diperlukan. Penerbitannya digagas oleh Pusat Studi Al-Quran (PSQ), Lentera Hati Jakarta, dan Yayasan Paguyuban Ikhlas Jakarta. Sebelumnya, pernah ditebitkan oleh Bimantara Jakarta tahun 2000 dengan judul ’Ensiklopedi Al-Quran’, sebanyak 1 volume. Dalam buku ini, pembaca bisa menemukan 1050 entri dari huruf A-Z. Entri-entri itu berisi penjelasan makna-makna kosakata Al-Quran serta bagaimana kitab suci ini menggunakannya disertai dengan penjelesan semantiknya. Di bagian akhir volume ke-3, pembaca ’dimanjakan’ dengan indeks dalam melacak entri kata yang diinginkannya. Penentuan entri kata itu, berdasarkan penggunaannya dalam Al-Quran, bukan asal dan atau akar kata. Meski demikian, dalam pembahasannya asal-usul kata tersebut dengan berbagai derivasinya tetap dibicarakan. Ini karena sebagian besar pembaca yang mungkin belum akrab dengan tata bahasa Arab. Dari kosakata yang dijelaskan itu, memang tidak memungkinkan untuk menampung kosakata penting lainnya dalam Al-Quran. Setidaknya upaya ini bisa melapangkan perbaikan atas kekeliruan para penafsir ketika mamahami kosakata Al-Quran dan atau memberi satu kata muatan yang berlebihan. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |