|
Sinopsis Buku: Hidup manusia tidaklah lurus. Banyak jalan terjal dan berliku yang mesti mereka lalui. Kita tak ubahnya orang yang mendaki puncak gunung dengan kanan kiri jurang dan bebatuan yang setiap saat mengancam nyawa kita.
Begitu pula dalam kehidupan ini, berbagai persoalan acapkali datang silih berganti, bagi mereka yang ”kuat” akan mampu menapaki garis finish dengan gemilang. Tapi bagi mereka yang mudah kendur dan surut langkah, hidup sering dijadikan beban. Akibatnya banyak orang mengeluh sakit, stress, dan mudah putus asa. Kekacauan kehidupan di dunia ini disebabkan manusia yang mangkir dari mendekatkan diri kepada Tuhan, dan enggan belajar dari para leluhur. Padahal bangsa ini sangat kaya warisan spiritual yang luar biasa. Warisan spiritual tersebut dapat kita jumpai dalam bentuk primbon, sebuah catatan petungan (perhitungan) Jawa yang secara lengkap membahas tentang perjodohan, perkawinan, membangun rumah, rezeki, watak manusia, hari baik, dan sebagainya. Buku ini bukan mengajak pembaca mengirimkan pesan singkat kepada kami, melainkan ajakan yang serta merta diikuti dengan pembacaan primbon. Primbon terbukti sangat kaya akan pengetahuan, ilmu petungan, dan aspek filsafati yang sarat makna. Membaca buku ini ibarat membaca ensiklopedi kehidupan masyarakat Jawa tentang sikap, cara pandang, tata cara bertahan hidup, dan tingkah laku mereka dalam mengarungi kehidupan. Tidaklah berlebihan jika di zaman yang oleh Ranggawarsito dicirikan sebagai Zaman Kalabendhu (Zaman Edan), primbon menjadi celah alternatif menjadi petunjuk bagi perubahan diri ke arah lebih baik. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |