|
Sinopsis Buku: Sebuah Roman Epik Cinta Penuh Darah
Begawan Loh Gawe terdiam sejenak. Dahinya berkerut, tampak ia sedang berpikir keras. Sejurus kemudian, Brahmana itu bertanya lagi, �Apakah engkau baru melihat betis kaki Ken Dedes, Arok?� �Iya, Guru,� kata Ken Arok, lalu lanjutnya, �jika boleh tahu, apa makna betis Ken Dedes itu, Guru?� �Arok, jika yang kau katakan itu benar, maka ketahuilah bahwa betis kaki seperti itu mengisyaratkan bahwa dari rahimnya kelak akan lahir raja-raja di tanah Jawa ini,� tutur Begawan Loh Gawe datar. Tetapi, di telinga Ken Arok, suara datar Brahmana itu justru laksana pekik halilintar di siang bolong! *** Roman epik ini menghadirkan sepak terjang seorang tokoh sejarah yang sangat fenomenal di negeri ini, Ken Arok, pendiri Kerajaan Singasari. Dimulai dari kisah kelahirannya sebagai bayi buangan, lalu manapaki masa remaja sebagai anak angkat sebuah keluarga pencuri, lantas masa dewasa sebagai pemimpin komplotan bromocorah yang paling ditakuti di Tumapel, kemudian memasuki suatu masa di mana ia berhasil dekat dengan pusat kekuasaan sebagai kepala pengawal pribadi Akuwu Tunggul Ametung, hingga terbitlah segala gelora dan gelegar ambisi kekuasaan pada jiwanya yang sekaligus melejitkan figur-figur sejarah semacam Mpu Gandring, Tunggul Ametung, Anusapati, Tohjaya, Mahesa Wonga Teleng, Ranggawuni, Kertanegara, dan tentu saja pesona dan kharisma Ken Dedes sendiri�. Roman sejarah Ken Arok Ken Dedes ini dituturkan dengan sangat menyeluruh, melibatkan semua gejolak dan gelegarnya, termasuk pertumpahan darahnya�. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |