|
Sinopsis Buku: �Aku sebenarnya bangga pada Ayah. Ayah orangnya teguh. Berani mati demi membela agama Allah. Tapi, aku ingin Ayah meninggal sebagai seorang syuhada, Ayah. Bukan sebagai seorang teroris....�
�Aku sangat bangga pada Ayah. Ayah orangnya teguh. Berani mati demi membela agama Allah. Tapi, aku ingin Ayah meninggal sebagai seorang syahid. Bukan sebagai seorang teroris�� Di depan ratusan jasad para syuhada itu, Ghofar dan para mujahid lainnya tertegun. Mereka semua dikejutkan oleh semerbak wangi kesturi nan sedap mewangi yang mengebaki tempat itu. Tak selang berapa lama, keterkejutan mereka semakin membuncah. Di antara harum nan mewangi itu, terdengar suara-suara khusyuk tengah melantunkan kalimah tahlil. Suara tahlil itu terus bergema memenuhi tempat itu. Beberapa mujahid mencari-cari sumber suara itu, namun mereka tak mampu menemukan siapa pun selain diri mereka dan jasad-jasad itu. Di ujung keajaiban yang menyayat jiwa itu, mereka semua tersimpuh, dengan bibir gemetar turut melantunkan pujian atas keagungan dan kebesaran Allah SWT. Subhanallahil �adhim... Subhanallahil �adhim.... Novel yang deras konflik dan emosi ini akan membuat Anda me-ngerti bahwa mujahid bukanlah teroris, karena jihad adalah perjuangan hidup untuk memuji kemahabesaran Allah Swt. Jihad fi sabilillah adalah ekspresi hidup yang amat mendasar bagi setiap kita.... Resensi Buku:
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() oleh: Vischa Mansyera ![]() Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |