|
Sinopsis Buku: Buku Presiden Guyonan yang berisi 54 judul karangan Butet Kartaredjasa ini, merupakan sketsa-sketsa sosial yang muncul dalam kolom mingguan di koran Suara Merdeka, terbitan Semarang. Sketsa sosial itu tak ubahnya permainan monolog Butet yang selama ini dikenal sebagai aktor monolog. Selain dikenal sebagai penggiat kesenian khususnya seni teater, Butet juga seorang penulis. Lewat buku perdananya ini, Butet mengajak kita merenungi nasib bangsa dan membangun impian tentang sebuah Indonesia yang lebih baik. Semua disajikan dalam gaya tutur yang khas Butet: kocak berotak. Full jenaka.
Kini dengan gembira saya menemukan hal yang selama ini tak saya temui: seorang komediwan� menulis dengan menarik. (Goenawan Mohamad, jurnalis, penyair, esais) Tulisan Butet memang khas. Bahasanya sangat hidup, dan tulisannya dibaca (lebih tepat didengar) sebagai pagelaran. Enak dibaca dan seru! (Jennifer Lindsay, pemerhati budaya) Ciri Yogya asli yang sempat saya temukan tahun 60-an, ya rileks penuh canda menghadapi masalah pelik ekonomi, politik atau bahkan agama. Nah, Butet dengan Celathu-nya mengembalikan semangat itu. Ini Jogja aseli! Tenan! (Ashadi Siregar, ahli komunikasi, penulis prosa) Sebuah buku yang sarat kritik sosial dengn lelucon khas Butet. (Andy F Noya, jurnalis) Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |