|
Sinopsis Buku: Tiga tahun telah lewat sejak Lie Bouw Pek hadiahkan pedang mustika pada Tiat siauw-pweelek dan nona Yo Lee Hong ditunangkan dengan Boen Hiong, putera sulung dari Tek Siauw Hong, dan ia sendiri bersama Djie Sioe Lian telah pergi ke Kioehoa San akan tinggal di gunung itu untuk meyakinkan ilmu silat terlebih jauh terutama ilmu menotok jalannya darah atau Tiamhiat hoat.
Dengan lewatnya sang waktu itu, sekarang nona Yo telah menjadi isterinya Boen Hiong, ia telah lepas ikatan kakinya dan dandan sebagai orang Boan, atau seterusnya menjadi Tek Siauwnaynay. Ia telah jadi satu nona mantu yang elok, manis dan gembira. Oleh karena ia telah kehilangan ayah dan ibu, engkong dan engko, juga telah mesti berpisah dari entjie-nya, ada waktunya ia meneteskan air mata, sebaliknya di waktu bergembira, ada kalanya ia berjingkrakan, hingga ia tak mirip dengan prilakunya satu nona mantu. Buat ini, Tek Toanaynay antap nona mantu itu bawa kemerdekaannya. Sebagai nyonya yang baik budi ia malah senang lihat si nona mantu bersenda gurau. Memang ia pandang Lee Hong sebagai puteri sendiri. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |