|
Sinopsis Buku: Ada banyak relung ruhani dalam diri kita: akal, jiwa, hati, ruh, sirr (rahasia) dan seterusnya. Namun, tak jarang relung-relung itu dipahami secara simpang siur. Misalnya, ada orang yang menyamakan ruh dengan jiwa, jiwa dengan hati dan sebagainya. Atau kalaupun tidak menyamakannya, mereka kesulitan untuk membedakan relung-relung tersebut berikut fungsi-fungsi kecerdasan (kesadaran)-nya.
Dalam tasawuf, relung-relung tersebut disebut lathaif, yakni dimensi-dimensi lembut atau halus dalam tubuh kita yang menandai proses-proses psikologis-spiritual. Relung-relung itu dipetakan secara bertingkat-tingkat di mana setiap relung (lathifah) memiliki fungsi kecerdasannya sendiri. Para sufi telah mengembangkan teknik-teknik memaksimalkan kecerdasannya agar pada akhirnya mencapai ''puncak kecerdasan''. Dalam perkembangan psikologi mutakhir, relung-relung itu pun rupanya mulai ''terdeteksi'' secara empiris. Misalnya, dengan memakai mesin-mesin para psikolog transpersonal telah mulai mempelajari eksistensi ruh. Bahkan, para pakar neuro-psikolog telah menemukan semacam God spot atau ''titik Tuhan'' berupa bagian otak tertentu (lobus temporal) yang menghubungkan kita dengan pengalaman-pengalaman spiritual. Belum lagi dengan ''ditemukannya'' emotional intelligence (EQ) oleh Daniel Goleman, moral intelligence oleh Robert Coles, dan terakhir spiritual intelligence (SQ) yang oleh Danah Zohar dan Ian Marshall disebut-sebut sebagai puncak kecerdasan -- berikut teknik-teknik yang dikembangkan mereka untuk memaksimalkan berbagai kecerdasan tersebut. Buku ini berupaya mensinergikan tasawuf dengan psikologi. Dalam bagian pertama, ia menguak dan memetakan relung-relung ruhani dengan sepenuhnya memakai kaca mata sufi. Sedangkan dalam badian kedua, ia menyajikan berbagai manfaat praktis dari penguakan tersebut -- untuk meraih kesejahteraan dan kebahagiaan hidup yang sejati -- dengan memakan kaca mata sufi sekaligus psikologi modern. Dalam bagian kedua inilah kita lebih bisa melihat adanya semacam silang kontribusi antara tasawuf dan psikologi. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |