|
Sinopsis Buku: Novel ini bercerita tentang anak-anak muda dalam arus perbenturan nilai-nilai tradisional dan modern di Jepang tahun 1960-1970-an. Tokoh �Aku� pejantan tangguh tapi terobsesi dengan seorang penulis Amerika yang mati bunuh diri. Kekasih �Aku�, gadis manis dan bersahaja tapi tak ragu-ragu menggugurkan janin dalam kandungannya, yang entah siapa ayahnya. Sobat kental �Aku�, Nezumi, anak hartawan tapi muak dengan kekayaan dan hidup mabuk-mabukan tanpa tujuan. Dilatari lagu-lagu Beach Boys dan Elvis Presley, kisah mereka bertiga mewarnai delapan belas hari yang tak terlupakan pada suatu musim panas di sebuah kota kecil di tepi laut. Novel pertama Murakami ini, yang ditulisnya 1 jam tiap malamnya selama 4 bulan, memenangi Gunzo Literary Award�penghargaan kepada penulis atas diterbitkannya novel pertama mereka�tahun 1979. Resensi Buku:
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() oleh: Kikit Shakti Helaz Budaya barat memang begitu menghegemoni. Sampai seorang Haruki Murakami pun tergerak untuk menilik sekilas mengenai fenomena ini. Dalam novel berjudul asli Kaze No Uta O Kike, Muramakami dengan ciri khasnya "ngedumel" dengan humor satire yang menggelitik namun terkesan cerdas. Bagaimana budaya Jepang terkontaminasi budaya barat hingga kisah muda-mudi yang menikmati tercebur dalam karut marut ideologi. Jangan berharap akan menemukan cerita yang syahdu dan romantis, apalagi mencoba mengkomparasikan dengan novel kelima Muramakami, Norwegian Wood--yang menurut saya biasa banget-- Bintang empat saya persembahkan untuk buku ini karena ada suatu hal 'ajaib' yang disampaikan oleh Muramakami yang begitu membekas dalam hati. (Mungkin) kumpulan kata-kata mutiara dari para pengarang klasik kenamaan semacam Fyodor Dostovesky, Tennesse William hingga Jules Michelet ; koleksi lagu-lagu rock n roll klasik miliknya; atau apalah, saya pun masih sedang mencernanya. Tak rugi membaca buku ini. Dosen saya, Jonjon Juhana-sensei yang sudah menerjemahkan buku ini dengan teramat sangat baik, membuat buku ini layak dibaca dan dinikmati oleh mereka yang ingin mengetahui bagaimana wajah muda-mudi Jepang saat ini. Murakami yang piawai menciptakan humor cerdas, analogi dan kata-kata bijak hampir di setiap lembaran halaman bukunya, sepertinya ingin berpesan, dalam kehidupan ini orang-orang datang dan pergi, numpang minum kopi, numpang main gitar, numpang makan; lalu lewat begitu saja: tanpa kesan, tanpa pesan, tanpa warisan. ![]()
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |