|
Sinopsis Buku: Apa yang dilakukan orang di kantor? Apa pun, kecuali kerja.
Pada dasarnya, kantor adalah sebuah taman bermain, yang disekat-sekat menjadi bilik-bilik kecil. Karena kebanyakan orang kantoran zaman sekarang merasa turun gengsi kalau disebut "kerja dalam bilik", disebutlah sekat-sekat itu sebagai "kubikel". "Kubikel", diserap secara serampangan dari kata bahasa Inggris cubicle, adalah sekat-sekat sintetis yang membagi ruang kantor mirip labirin tikus, menjadi sebuah Taman Kubikel---taman bermain tempat para penghuninya bergosip, cari muka, saling berkirim email iseng, cela-celaan, curi-curi pandang dengan anak baru, pokoknya apa pun kecuali kerja. Kontras antara naluri makhluk hidup yang ingin berbuat sesuka hati dengan sekat-sekat kubikel yang mengungkung, sedikit banyak, bikin para penghuninya menderita komplikasi-komplikasi kejiwaan. Dengan kata lain, bikin orang jadi bertingkah ajaib. Hukum alam menentukan bahwa di tengah sekumpulan makhluk ajaib, satu makhluk yang paling ajaib akan merasa dirinyalah yang paling waras. Itulah sang penulis, seorang psikolog yang kesasar jadi tukang bikin poster di sebuah Taman Kubikel, dan dengan rajin mencatat keajaiban makhluk-makhluk kubikel lainnya di blog http://mbot.multiply.com sejak tahun 2004. Yang lebih ajaib lagi, belum cukup menulis di blog, dia masih merasa perlu untuk mencetaknya di atas kertas. Maka lahirlah buku ini, kumpulan tulisan di blog tersebut. Berikut sekilas isinya. -Menjelma Jadi Orang Kantoran -Tanda-tanda Ketuwiran (Alias Mid-Thirty Crisis) -Kalau Psikolog Ikut Psikotes -Enam "JANGAN" Saat Wawancara Pekerjaan -Tip Menghindari Orang Menguping Pembicaraan Telepon Tanpa Terlalu Kentara Bahwa Kita Sedang Berusaha Agar Pembicaraan Telepon Kita Tidak Dikuping -Ceramah Anti Ngantuk -Hikmah Telepon Sinting di Pagi yang Sibuk -Email-Email Jail -Innovative (or Desperate?) Marketing Effort -Sikap yang Positif -Karma Tali Beha -Buka Dong Sayang... (Sebuah Insiden di Depan Menara Kadin) -Meningkatkan Kedisiplinan Warga dengan Bantuan Kuntilanak dan Genderuwo -Kegiatan Weekend Tipikal Orang Kantoran -Tip Kunjungan Efektif dan Efisien ke Bandung -Mars vs. Venus: Lamunan Romantis vs. Pertanyaan Kritis -Misteri Telepon untuk Caca Resensi Buku:
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() oleh: Agung Nugroho Review oleh Denny Baonk http://dbaonk.com/korek/buku/3-ocehan-mbot-gilanya-orang- -kantoran.html "Apa yang dilakukan orang di kantor? Apapun, kecuali kerja." Kalau nalar anda cukup peka, dua kalimat pembuka yang saya kutip di atas, pasti sudah memberi sedikit gambaran apa yang anda hadapi kalau memutuskan membeli dan membaca buku ini. Oke. Mungkin anda terlalu tegang, habis marahan sama istri-pacar, berantem sama pak ogah yang ngeyel di jalan, atau anda tengah merasa harus prihatin akan kondisi kurs dollar yang jumpalitan dua hari belakakangan padahal nggak ngerti apa efek naik-turunnya dollar untuk kehidupan anda. Saya akan memberikan satu petunjuk lain dengan menyebut satu kata : satire. Ya membaca buku ini, anda akan berhadapan dengan satire. Satire dibungkus humor menggelitik yang memaksa anda untuk tersenyum, terbahak, mengumpat kata "edan!" tetapi di benak anda justru terbentang kata yang lain : think! * * * Sejak kenal tiga-empat tahun yang lalu melalui dunia maya di jejaring sosial multiply, tulisan mbot selalu mengingatkan saya akan kehidupan yang penuh dengan sisi-sisi satire. Mungkin bagi banyak orang, tulisan-tulisan mbot lebih memunculkan sosok penulisnya sebagai orang iseng dengan hasrat kreativitas culangung (baca : kreatif sedikit kurang ajar), atau yang parah : penderita penyakit jiwa yang lolos dari sergapan jaket pengaman dan bilik isolasi. Tapi dia sebetulnya lebih parah dari itu. Anda akan setuju kalau membayangkan sosok seseorang dengan deskripsi psikolog bertubuh gempal yang doyan fitness, baca dan bikin komik kartun, menekuni kode-kode disain web dan pemrograman web CSS-HTML-PHP, nyambi dagang Virgin Coconut Oil plus wira-wiri nganter kue dagangan bini, lalu ketika menolong seorang wanita ndak-kenal-ketemu-di jalan-doang yang resah akibat kehadiran seorang eksibisionis, alih-alih bersitegang atau pamer tampang sangar, ia malah berpura-pura menjadi homo dan pasang tampang mupeng untuk membuat sang eksibisionis ngacir-standing-dan-terbang. Apa yang satire dari sosok seperti itu? Sebuah kenyataan menyebalkan, karena mbot dengan kegilaan dan kadang kesinisannya, sejatinya menunjukkan serpihan-serpihan dari diri kita sendiri. Membaca pengalaman, pikiran, ide-ide dan gugatannya tentang hal-hal ndak penting yang muncul dalam keseharian, seperti menamparkan cermin ke wajah kita, -dan brengseknya- dengan cara yang paling kocak. Menohok dengan canda, membuat berpikir tapi bibir tak mampu menahan sunggingan senyum. Membuat kita merasa tersindir, tanpa terhakimi. Menyadari kalau di jaman yang penuh dengan ke-edan-an ini, kita sebenarnya sama-sama tumbuh dan mengisi dunia dengan kegilaan. * * * Bagi anda yang belum pernah berkenalan dengan mbot melalui tulisan-tulisan di blog pribadinya, buku ini akan menjadi perkenalan yang akrab. Membacanya anda akan tersentuh dengan sisi friendly penulisnya. Seperti umumnya pola buku yang bersumber dari tulisan blog, ceritanya bukan hal-hal berat dan lebih pada pengalaman keseharian. Dan seperti pula tulisan blog, buku ini akan sarat dengan penuturan dalam bahasa keseharian yang renyah, dan cenderung gila-gilaan. Tapi buku ini saya jamin akan sangat jauh berbeda dengan buku blog sejenis yang sudah beredar di pasaran. Mulai dari kantor, potret penghuni-penghuni "taman kubikel" yang menyenangkan-menyebalkan-mengharukan, atau dalam bahasa mbot "menggaruk-aspalkan", bukan cuma jadi cerita humor gila-gilaan tanpa arti. Pengalaman punya bayi, naik ojek, sampai materi yang lebih "dalem" seperti perbedaan cara pandang istri dan suami, di sorot dari sisi yang "ajaib", sambil tetap menohok kita akan kenyataan satire akan hal-hal memprihatinkan (tapi umum) dalam kerak keseharian kita. Mbot menghadirkan gugatan soal kesadaran akan masalah publik seperti sampah, kemacetan, kebut-kebutan, pakai helm saat berkendaraan, Weekend-Phenomenon, bahkan soal karma saat berucap atau perkara menghormati orang tua dalam cerita keseharian dan sudut pandang yang akan membuat kita tersindir, sekaligus tersadar. Lalu anda akan terkagum-kagum sekaligus terheran-heran membaca begitu apik-begitu rajin mbot menganalisis "hal ndak penting" seperti perhitungan biaya yang bisa anda hemat atau dalam waktu berapa lama anda bisa liburan ke Bali jika anda memutuskan mengganti mobil, mempolakan berangkat ngantor beregu, atau bersepeda ke kantor. Atau yang lebih gokil, anda bisa menyimpan daftar pertanyaan seputar statistik bayi hasil riset kreatif mbot sebagai senjata mengantisipasi bombardir pertanyaan repetitif yang menjengkelkan. * * * Terlebih, saya pikir topi harus diangkat tinggi-tinggi untuk kerjasama yang apik antara mbot sebagai penulis buku dan sang editor dari Gramedia Pustaka Utama, Isman H. Suryaman. Sebagaimana tulisan-tulisan yang tersebar dalam jurnal-jurnal blog, materi buku ini sebenarnya seringkali tak terhubung antara satu dengan lainnya. Tapi kecermatan dan ide kreatif editor+penulis berhasil menyusun materi seperti itu menjadi sebuah buku dengan benang merah yang berkait berkelindan. Menjadi sebuah untaian yang menarik, menuntun pembaca bukan hanya untuk memahami "dunia mbot", tetapi juga menjaga minat pembaca untuk selalu merasa haus dan melahap habis lembar demi lembar, bab demi bab hingga halaman terakhir. Dan di penghujungnya, kita nyengir sambil repot memilih antara memegang perut atau mengelus dada. Tapi saya kira sebagian besar di antara pembaca buku ini akan mempunyai ujar yang sama, "250 halaman masih kurang rasanya." Bikin lagi mbot! Review oleh Menhariq Noor http://menhariq.multiply.com/reviews/item/149 Kalimat yang mengena langsung ketika membaca buku ini adalah.. "Apa yang dilakukan orang di kantor? Apapun, kecuali kerja." Dari sini gue udah curiga kalo ni buku udah jelas bukan hasil kerja keras, tapi hasil iseng seorang blogger sinting yang punya kelebihan waktu untuk mengomentari lingkungan sekitarnya dan menulisnya dalam sebuah blog. Dan dari kumpulan blog itulah sehingga buku ini bisa ada. Jujurly, gue sempet ga percaya dapet tugas ngebaca isi buku ini --bahkan sebelum bukunya terbit-- dan dikasih deadline untuk nulis review.. Yang bener ajeee.. Lu kira gue pegawai negeri kurang kerjaan yang punya banyak waktu? *eh gak sepenuhnya salah ding :-p Awalnya gue pikir.. Apa sih susahnya nulis review buku nya si mbot? Toh isinya bisa dibilang 'basi' buat gue. Yah sori dori mori stroberi nih, secara gue kenal ma si penggemar film star wars ini sejak 2005.. jadi gue udah baca jurnal-jurnalnya jauh sebelum dia memutuskan untuk bikin buku.. bahkan sebelum dia belum sempet mikirin mau punya anak :p Tapi gue bertekad untuk ngebaca setiap kata dan kalimat yang ada di buku ini. Karena gue yakin akan ada beda antara versi yang pernah gue baca beberapa tahun yang lalu dengan versi cetaknya ini. Ternyata gue cukup salah.. Buku ini merepotkan.. Setidaknya untuk dibaca.. Kenapa? Karena satu halaman buku ini telah sukses bikin gue dikira gila telah ngakak di depan monitor komputer selama sekurang-kurangnya 5 menit. Kalau dikalikan jumlah halaman buku ini.. Berarti gue akan butuh waktu setidaknya 1.360 menit untuk tertawa. Setara dengan 22,6 jam. Lah, kalo itu untuk ketawanya doang.. Berapa dong waktu yang gue butuhin untuk baca buku ini sampai selesai? Yang gue inget.. Buku ini telah sukses ngebuat gue sampe menjalankan program calculator untuk ngitung total persentase di tulisan yang judulnya "Email-email jail".. lo markup 32.78% gung.. sialan loe! apa? mau bilang gue makhluk kubikel kurang kerjaan? Yang gue inget.. Nama gue telah tercemar (lagi) sebagai seseorang yang "kelihatan lugu" di tulisan yang judulnya "Tip Menghindari Orang Menguping Pembicaraan Telepon Tanpa Terlalu Kentara Bahwa Kita Sedang Berusaha Agar Pembicaraan Telepon Kita Tidak Dikupingi".. Selama ini kan yang baca cuma di blog.. sekarang dia mau menghancurkan reputasi gue dengan menulisnya di buku..! Damn.. Yang gue inget.. Buku ini sukses bikin gue begadang tengah malem sampe sekarang (jam 3 pagi) demi nulis beginian. Nyesel? Engga juga.. Ngebaca buku ini masih lebih baik ketimbang ketemu penulisnya langsung.. Suer ! Coba dong bayangin ketika lagi curcol tentang cewe yang nyebelin.. "Gung.. Gue lagi punya masalah ni.. Soal cewek" "Kenapa lagi lo..?" "Ya.. kalo seandainya lo jadi gue.. Lo bakal gimana ma tu cewe?" "Idih.. gue ga bakalan mau jadi elo.." *ck..! Belum lagi istri sang penulis yang ternyata bersekongkol dengan suaminya untuk ikut-ikutan membuat suasana bertamu jadi makin hampa --sumpah rasanya jadi pengen pulang, kalo udah didatengin tapi malah dicela-cela-- ah kok jadi ngomongin soal si penulis dan tukang kue yang angkuh itu (angkuh? iyalah.. secara pesanan satu toples sagu keju aja gak pernah direalisasikan.. padahal sih katanya ngaku sahabat lama.. lama atau bekas? entahlah.. tanyakan saja pada rumput yang bergoyang) Kembali ke bukunya.. Yah.. Ngebaca buku ini mengingatkan gue pada jurnal-jurnal lama nya si agung. Sayang memang karena sudah dibukukan, jurnal-jurnal itu sudah tidak ada lagi. Padahal gue sempet inget banget ngerasa diomongin pas baca tulisan yang judulnya "Dementor". Bingung untuk memilih tulisan mana yang paling favorit.. Tapi yang bener-bener gak bisa gue lupain itu.. - "Kalau Psikolog Ikut Psikotest" - "Ceramah Anti Ngantuk" - "Daftar Jawaban Alternatif untuk Pertanyaan Standar" Percaya deh, ngebaca buku ini akan membuat lo bersyukur banget telah dilahirkan lebih normal ketimbang penulis buku ini.. Kayaknya bakalan banyak orang yang bergumam "kok ada sih orang kayak dia?" Setelah baca semuanya sampai terakhir.. Kayaknya satu kata yang bisa gue tulis.. Sama dengan maggie di film "Simpsons The Movie".. ...Sequel? Review oleh Nila Alya http://nilaalya.multiply.com/reviews/item/2 Must read !! Gue bukan pembaca cepat. Gue juga bukan type orang yang bisa baca satu buku sampai habis, terutama karena gue biasanya udah punya seribu satu alasan untuk menaruh sebuah buku,terutama sih kalau menemukan hal yang membosankan dan klise di buku itu. Tapi gak di buku ini. Buku ini berhasil bikin gue ninggalin persiapan presentasi gue di kampus dan maju dengan 'tangan kosong dan tampang bodoh", tapi gue rela. Soalnya gue ga belajar buat presentasi itu, karena gue bener bener ga bisa stop baca buku yang dikirim Agung malem itu. Ketidaknormalan yang begitu normal. Atau mungkin seharusnya dibalik jadi kenormalan yang begitu ga normal , ya? Masalahnya gini, normal khan kalo mau mulai ngantor diinterview...tapi ...jadi ga normal banget kalau Agung Nugroho, eh si mbot mencoba membantu kita dengan merumuskan : "Enam �JANGAN� Saat Wawancara Pekerjaan . ============= Begini cuplikannya : Gue mewawancarai seorang kandidat yang pernah bekerja di pabrik yang memproduksi dua merek shampoo. Gue tanya, "Antara merek A dan B yang diproduksi di pabrik Anda, mana yang kualitasnya lebih baik?" "Merek A Pak!" "Kenapa?" "Karena kalau merek B, saya lihat seringkali bahan bakunya dibiarkan terbuka, sehingga bisa TERKONTANA... TERKONTINIMA... TERKONAMANA... TERKON... TERKONTANAMINA..." Doi macet, bo. Ditilik dari ekspresi wajahnya yang serius dan matanya yang merem-melek, kayaknya sih otaknya sudah berusaha keras memproduksi kata yang dimaksud. Sayang mulutnya kurang kooperatif. Sebagai pewawancara yang menjunjung tinggi profesionalisme, gue berhasil mempertahankan agar wajah tetap lurus dan tenang--walaupun sudah sakit perut menahan tawa. "Terkontaminasi, maksud Anda?" ============= Gak cuma buat lucu lucuan, buku ini berhasil menjelmakan Agung dengan pengamatannya yang jeli akan hal hal yang sebenernya tiap hari kita liat sih....tapi ,...ya koq di mata Agung, dan ...akhirnya diujung jari jarinya dia bisa di'ramu' jadi tulisan yang bikin gw mikir dan.... pada akhirnya.... introspeksi diri . Misalnya di salah satu tulisan favorite gw : "Dementor ", ini salah satu paragraf awalnya. ============= Belakangan ini, gue menemukan bahwa ternyata Dementor bukan cuma ada dalam fiksi. Repotnya, Dementor di dunia nyata lebih sulit dikenali. Kalau di cerita Harry Potter, Dementor muncul dalam sosok yang mengerikan, berkulit kelabu dengan jari-jari kurus seperti kerangka, di dunia nyata mereka tampil seperti orang biasa. Mereka bisa saja duduk di sebelah lo di kantin, berdiri di belakang lo waktu ngantre karcis busway, atau yang lebih serem lagi: duduk di balik pintu bertuliskan "BOS".... ============= Tapi sebenernya gue ada kecewanya sama buku ini. (nah lhooo?) Karena latar belakang tulisan tulisan Agung khan yang dimuat di buku ini yang berlatar belakang 'kehidupan kantor' . Padahal, gue paliiiiiiiiiiiiiiiiing nungguin kalau baca tulisan Agung tentang interaksinya dengan Ida dan Rafi. (hmmm..berarti ditunggu sequelnya nih.....) Lumayan terpenuhi sih keinginan gw lewat "Binatang Ajaib dari Pulau Dewata, mau ngintip dikiiit ? Gung...janji deh...ini copy paste an terakhir...hihihihi ... ============== ....... "Emang kalau denger kenapa? Sini aku foto dulu singanya... Huhuhuhu. Singa? Kayak gini? Hihihihihi." "Awas lho, Mbaknya nanti tersinggung atau gimana gitu." "Huhuhuhu... aduh, sumpah deh, itu singa paling menyedihkan yang pernah aku liat." "Emang agak kurang mirip sih." "Kurang mirip apanya, itu sih SAMA SEKALI NGGAK MIRIP! Tahu nggak, mungkin asal-usulnya singa ini adalah: mas-mas bagian purchasing salah denger waktu disuruh pesen mainan ke Taiwan. Disuruh beli singa, dia dengernya marmut. Barangnya sudah kadung dikirim ke sini, baru ketauan kalau salah. Bosnya galak, mencak-mencak. 'Pokoknya saya nggak mau tahu, ini binatang harus jadi singaaa...!' kata bosnya sambil gebrak meja. Mas-mas bagian purchasing desperate, dia coba akalin, dan hasilnya ya... kaya gini ini. Huehehehehe..." Nah, bagaimana pembaca, penasaran seperti apa bentuk binatang yang dimaksud? ? ? ============= Beli bukunya dulu ya..... :-) cuma 33 ribu lho ..... tapi jelas , yang untung yang beli. Soalnya , seperti gw tulis di sana, ada kekonyolan, kejujuran dan faktor surprise dalam setiap tulisan Agung yang sebenernya selalu terjadi di kehidupan kita sehari-hari, tapi Agung berhasil nuanginnya dalam tulisan yang kalau kita udah baca, we will never be that same 'normal' person anymore. :-) ![]() Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |