|
Sinopsis Buku: �Tidak penting apakah masyarakat Jepang suka atau benci buku ini. Persoalannya, sudahkah mereka memiliki hak untuk membacanya dan menentukan penilaian mereka sendiri.�
-Ben Hills, Today Magazine Inilah impian kebanyakan kaum Hawa: menikahi seorang pangeran tampan, pindah ke istana megah, dan hidup bahagia selamanya. Tetapi, bukan seperti itu yang terjadi pada Masako Owada, seorang perempuan sangat modern yang bertubrukan dengan sebuah sistem kuno. Menelisik diam-diam dunia keluarga Kekaisaran Jepang yang misterius, buku ini menguraikan tekanan yang dilakukan Pengurus Rumah Tangga Istana Kekaisaran Jepang terhadap Putri Masako karena tak bisa menghasilkan keturunan lelaki guna menjaga dinasti kekaisaran tertua di dunia dari kepunahan. Karya ini juga mengungkapkan dampak lahirnya anak lelaki dari rahim Putri Kiko, saudara ipar Putri Masako, pada kehidupan Masako yang sudah penuh masalah dan pada harapan yang mungkin dia bangun bagi putrinya, Aiko kecil, untuk menjadi kaisar perempuan Jepang. �Jika Anda tertarik pada cerita tentang ritual abad pertengahan, keanehan budaya yang asing dan eksotik, tragedi keterpurukan perempuan modern oleh sistem keluarga diktator dan patriarki kuno, inilah tulisan yang sangat bagus hasil riset yang teliti.� -Sydney Morning Herald �Ketika Masako Owada menikahi Pangeran Naruhito pada 1993, masyarakat Jepang berharap dia akan mengarungi hidup baru di lingkaran keluarga kerajaan Jepang. � Tetapi kini, impian itu hanyalah puing-puing kehancuran belaka.� -Kevin Mcgue, Metropolis �Ben Hills, melalui buku ini, telah menyulut debat sengit di Jepang dan Australia, terutama di antara jajaran pejabat diplomatik kedua negara.� -David Chew, Today Magazine �Kisah yang brilian, tetapi menyedihkan, tentang seorang perempuan yang mulanya menikmati kariernya sebagai diplomat.� -Chaika (Australia), www.amazon.com �Saya tak bisa berhenti membacanya. Kusarankan Anda membaca buku ini.� -J. Minakata (Mexico), www.amazon.com BEN HILLS, seorang pemuka jurnalisme investigatif asal Australia, adalah pemenang Walkley Award (Pulitzer Australia) dan Graham Perkin Award 2007. Dia bekerja sebagai koresponden Jepang untuk The Sydney Morning Herald dan The Age selama 1992�1995. Selain di negeri para Samurai, jangkauan liputannya juga meluas ke kawasan China, Siberia, serta Korea Selatan dan Korea Utara. Karyanya yang lain yakni Japan: Behind the Lines dan Blue Murder. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |