|
Sinopsis Buku: Nortier Simanungkalit adalah komponis besar yang tidak hanya diakui di Indonesia, tetapi juga di dunia internasional. Dengan bakat musikal yang luar biasa, ketekunan berkarya, dan kerja keras, ia menciptakan ratusan komposisi dan mencapai prestasi yang layak dibanggakan oleh negeri ini. Kecintaannya pada seni paduan suara telah diwujudkannya sejak lama, antara lain dengan menjadi pendiri dan dirigen pertama Paduan Suara Mahasiswa Universitas Gajah Mada (1955), memprakarsai Festival Paduan Suara Mahasiswa Tingkat Nasional (1978) yang rutin diselenggarakan sampai sekarang, dan menjadi Ketua/Anggota Dewan Juri Pemilihan Bintang Radio dan Televisi daerah maupun nasional selama 22 tahun (1 967- 1989). Ia berpengalaman memimpin paduan suara dalam misi kebudayaan RI yang digelar ke beberapa negara, seperti RRC, Rusia, Korea Utara, Thailand, Singapura, dan Malaysia serta memimpin paduan suara mahasiswa Indonesia yang tampil di universitas-universitas luar negeri.
Pencipta lagu yang belajar musik secara autodidak ini telah menciptakan ratusan komposisi, antara lain lagu senam kesegaran jasmani, senam pagi, mars Pemilu 1999 dan 2004, himne maupun mars berbagai instasi pemerintah, perguruan tinggi, partai politik, seperti Golkar dan PDI, juga perusahaan swasta, misalnya himne ASTRA, mars BRI, serta mars PT Krakatau Steel. Dunia internasional pun mengakui kepiawaiannya di bidang paduan suara. Ia diangkat oleh International Music Council sebagai anggota Selection Committee dalam Festival Paduan Suara Mahasiswa Internasional di New York. Selain itu, ia menciptakan lagu mars dan himne SEA Games, menjadi anggota The International Music Council di bawah naungan UNESCO, menjadi juri The International Student Choral Festival yang diselenggaran oleh Lincoln Center for The Performing Arts di New York, dan juri dalam acara musik Rostrum di Alma Ata, Kazakhstan. Yang tak kalah pentingnya, ia menciptakan himne palang merah Amerika: The Hymne of American Red Cross (1 999) dan himne VEM (Vereinte Evangelische Mission Wupertal), Jerman (2004). Semua ini hanya secuil dari catatan panjang penghargaan yang telah dicapainya dan perjalanan yang telah dilaluinya. Tak ada sebutan yang lebih tepat bagi seorang yang telah mendedikasikan diri sepenuhnya untuk melestarikan dan mengembangkan seni paduan suara melalui karya cipta bernilai tinggi selain "Bapak Paduan Suara Indonesia". Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |